
Orang RI Lebih Taat Jaga Jarak, Kok Kasus Corona Melonjak?

Kedua, masyarakat Indonesia boleh lebih taat dalam menjaga jarak. Namun dalam hal menggunakan masker, kesadarannya masih kalah dengan negara-negara tetangga.
Berdasarkan survei YouGov, jumlah responden di Indonesia yang mengaku memakai masker saat berada di tempat umum adalah 85%. Lebih rendah ketimbang Singapura (90%) dan Malaysia (86%).
Ketiga, ada kecenderungan Indonesia agak terlalu cepat menerapkan kehidupan normal baru (new normal) usai berbulan-bulan #dirumahaja. Terlihat ada peningkatan jumlah manusia yang signifikan di luar rumah.
Misalnya di tempat kerja. Pada 14 April, jumlah orang di tempat kerja adalah 36% di bawah normal dan pada 17 Juli berubah menjadi 18% di bawah normal.
Bandingkan dengan Singapura. Pada 14 April, kepadatan manusia di tempat kerja tercatat 63% di bawah hari-hari biasa dan pada 17 Juli berubah menjadi 28%. Jumlah kehadiran karyawan lebih rendah ketimbang Indonesia, sehingga risiko penyebaran virus corona juga lebih kecil.
![]() |
Belum lama ini, eks Juru Bicara Pemerintah untuk Penangnana Covid-19 Achmad Yurianto mengingatkan bahwa peningkatan kontak dan interaksi antar-manusia di perkantoran menjadi risiko terbesar penyebaran virus corona. Kemungkinan terjadi penumpukan jumlah orang dalam ruangan tertutup.
"Dalam seminggu terakhir, kasus konfirmasi positif lebih banyak kita yakini dari kontak tracing berasal dari aktivitas perkantoran, aktivitas yang biasanya dari rumah sekarang sudah di perkantoran. Batasi kapasitas ruang, sebagian bisa dilakukan di ruangan lain atau melalui daring, agar bisa memastikan ruang terbatas masih bisa memberikan kesempatan untuk menjaga jarak," papar Yurianto.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)[Gambas:Video CNBC]