
Orang RI Lebih Taat Jaga Jarak, Kok Kasus Corona Melonjak?

Salah satu penyebab meluasnya penyebaran virus corona adalah masyarakat yang tidak disiplin menjaga jarak. Padahal menjaga jarak adalah salah satu kunci utama untuk mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona, selain memakai masker dan mencuci tangan.
Untuk melihat kepatuhan masyarakat di suatu negara dalam menjaga jarak, indikator yang bisa digunakan adalah Social Distancing Index keluaran Citi. Angka Social Distancing Index yang semakin jauh dari nol menunjukkan masyarakat kian berjarak, taat protokol kesehatan.
Dalam kasus Indonesia, sebenarnya kesadaran warga +62 untuk menjaga jarak mengalami perbaikan. Per 17 Juli, skor Social Distancing Index Indonesia ada di -19 sedangkan sepekan sebelumnya adalah -18. Semakin jauh dari nol, artinya kepatuhan warga dalam menjaga jarak meningkat.
Lho, masyarakat Indonesia katanya lebih disiplin menjaga jarak? Kok kasus corona malah melonjak?
Pertama, pelaksanaan tes yang kian masif. Kini, Indonesia sudah melakukan uji corona terhadap 1.283.109 spesimen. Ini menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Ke depan, tes akan semakin digenjot mengingat Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga. Dengan populasi mencapai lebih dari 273 juta jiwa, baru 4.688 orang per 1 juta penduduk yang sudah diambil sampelnya. Angka ini masih jauh di bawah Singapura, Malaysia, bahkan Filipina.
Semakin banyak tes, maka akan semakin banyak pula kasus yang semula tidak terekspos menjadi muncul ke permukaan. Ini adalah hal yang baik, karena pengidap virus yang penyebarannya bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini bisa mendapatkan penanganan, apakah itu dengan dirawat di fasilitas kesehatan atau karantina mandiri jika tidak menunjukkan gejala.