
Serangan Trump Belum Berakhir, Ini Amaterasu Baru AS ke China

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan sanksi baru lagi. Setelah mencabut hak istimewa Hong Kong, Trump akan melarang semua anggota Partai Komunis China dan keluarga mereka ke Amerika Serikat.
Ini diyakini akan semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua ekonomi terbesar di dunia itu. Pembahasan sanksi baru ini disampaikan oleh seorang sumber yang akrab dengan masalah itu, sebagaimana disampaikan Reuters, Kamis (16/7/2020).
"Para pejabat senior yang membahas masalah ini telah mulai mengedarkan sebuah rancangan perintah presiden yang mungkin. Pembahasannya masih dalam tahap awal," kata sumber yang berbicara dengan syarat anonim itu.
Sebelumnya, New York Times memuat laporan bahwa para pejabat AS sedang mengadakan diskusi soal apakah akan membekukan visa untuk puluhan juta orang China sebagai salah satu langkah hukuman AS atas negara itu. Namun banyak pihak yang mengkritik langkah itu, menyebutnya sebagai upaya Perang Dingin baru.
Larangan perjalanan semacam itu, jika diterapkan, dapat berdampak pada anggota Partai Komunis yang berkuasa dari tingkat tertinggi hingga ke jajaran rendah. Negara itu sendiri telah dipastikan akan melakukan pembalasan terhadap orang Amerika yang melakukan perjalanan ke China.
Pembalasan tidak hanya mencakup diplomat tetapi juga eksekutif bisnis. Langkah balasan China diyakini juga akan merugikan kepentingan AS di Tirai Bambu.
Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa jika benar langkah ini diambil, hal tersebut sangat mengecewakan. "Menyedihkan," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan tengah mengkaji banyak hal untuk melawan Partai Komunis China. Hal senada juga dikatakan Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany.
Isu pertimbangan untuk melarang masuk ke AS semua anggota Partai Komunis China mencuat pasca hubungan AS-China makin memanas belakangan ini. Kedua negara telah terlibat perselisihan dalam berbagai hal, mulai dari soal asal-usul virus corona (COVID-19), soal kebebasan Hong Kong, klaim China di Laut China Selatan, hingga soal perdagangan dan dugaan penganiayaan Muslim Uighur di Xinjiang oleh China.
"Pejabat AS di berbagai lembaga terlibat dalam proses, yang mencakup pertimbangan apakah akan memblokir anak-anak anggota Partai Komunis dari menempuh pendidikan universitas di Amerika," kata sumber itu.
"[Namun] Trump juga dapat memiliki wewenang untuk membuat pengecualian [larangan perjalanan] untuk individu atau kategori tertentu."
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menlu China Woles Saat Bahas AS, Mau Damai Nih?
