Internasional

Makin Panas, Inggris Kirim Kapal Perang ke Laut China Selatan

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
17 July 2020 07:45
In this photo provided by U.S. Navy, the USS Ronald Reagan (CVN 76) and USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups steam in formation, in the South China Sea, Monday, July 6, 2020. China on Monday, July 6, accused the U.S. of flexing its military muscles in the South China Sea by conducting joint exercises with two U.S. aircraft carrier groups in the strategic waterway.(Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)
Foto: USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups di Laut Cina Selatan, Senin, (6/7/2020). (Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Klaim China di Laut China Selatan, termasuk Laut China Timur, membuat kondisi perairan makin tegang. Sebagai mana ditulis The Australian mengutip The Times, kapal perang induk Inggris HMS Queen Elizabeth, akan bergabung dengan militer Amerika Serikat dan sekutu di kawasan itu.

Hal ini disebutkan sumber media tersebut sebagaimana dikutip Jumat (17/7/2020). Kapal induk senilai US$ 5,6 juta tersebut memuat 1600 kru, dilengkapi jet perang dan helikopter.

Selain HMS Queen Elizabeth, kapal perang lainnya Prince of Wales juga akan ditempatkan di wilayah tersebut. Sebelumnya sejak 1971, Inggris memang memiliki aliansi militer dengan Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru di 1971.

Meski demikian, belum ada komentar resmi soal ini dari Inggris. Namun, sebelumnya Filipina melalui Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzo sudah menyaratkan akan ada gabungan militer yang mengamankan Laut China Selatan.

Nama Inggris-pun sempat disebut dalam koalisi bersama menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut, sebagaimana dikutip dari Eurasian Times. Bukan hanya Filipina, India juga akan melakukan navigasi bersama di kawasan.

Gabungnya Inggris mendapat perhatian China. Sebagaimana dikutip dari The Global Times, peneliti senior di Lembaga Penelitian & Studi Militer Laut Tentara Nasional China (PLA) mengatakan Inggris mencoba mencari perhatian dengan masalah Laut China Selatan.

"Tampaknya Inggris telah menjadi antek AS. Posisi Inggris yang tidak koheren pada Cina menunjukkan bahwa mereka telah kehilangan sikap kekuatan utama, serta posisi dan sikap independensinya," ujar Zhang Junshe.

Sebelumnya klaim China pada 80% kawasan Laut China Selatan membawa polemik. Sejumlah negara bersitegang dengan China seperti Vietnam, Filipina, Brunei, Malaysia.

Hal ini membawa AS masuk ke kawasan dengan dalih mengamankan kebebasan perairan. Di Laut China Timur, China juga bersengketa dengan Jepang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bersatu 'Hajar' China, Inggris Kirim 2 Kapal Perang ke Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular