
Sedih, RI Tak Masuk Radar Produsen Tekstil Potensial di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi-lagi, industri manufaktur nasional kian terancam, kali ini di sektor tekstil. Pasca-pandemi di tengah pergeseran produksi tekstil China, industri tekstil Vietnam diprediksi kian menduduki posisi kunci di tengah lompatan produksi tekstil Asia.
Dalam laporan berjudul "Asia Will Remain A Dominant Player In Textiles Manufacturing As Global Supply Chains Shift", Fitch Solutions menyebutkan bahwa penurunan industri apparel di China tidak bakal mengganggu keunggulan Asia di pasar tekstil dunia.
Perusahaan riset dan konsultasi global tersebut menyebutkan ada empat negara yang bakal diuntungkan dari konstalasi pasar tekstil dunia seperti sekarang, yakni Bangladesh, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar (BVKM).
"Sejalan dengan itu, kami sudah melihat Vietnam diuntungkan dari tren ini dan bakal melihat lebih banyak investasi masuk ke negara tersebut," tutur Fitch dalam laporan yang dirilis pada Selasa (14/7/2020).
Alasannya, menurut Fitch, Vietnam dan tiga negara lainnya yang disebut sebagai negara BVKM tersebut bakal diuntungkan dari proyek Belt and Road Initiative (BRI) yang dipastikan memperlancar pasokan bahan baku dan bahan mentah industri tekstil dari China.
![]() |
Khusus untuk Vietnam, Fitch menilai industri tekstil di negara ini memiliki keunggulan dalam hal limpahan tenaga kerja usia produktif, yang porsinya mencapai 70% dari angkatan kerja. Selain itu, tingkat upah di Vietnam lebih murah ketimbang di China.
Risiko Vietnam juga dinilai lebih rendah, yang terlihat dari Fitch Solutions Operational Risk Index Negeri Paman Ho yang berada di level 52,3 atau di atas Bangladesh, Kamboja dan Myanmar.
Tidak heran, ketika meletus perang dagang antara AS dan China, Vietnam menikmati berkah lonjakan investasi tekstil asal China, karena banyak pabrikan Negeri Tirai Bambu tersebut berpindah ke Vietnam agar produknya tak terkena tarif tinggi AS.
Fitch mencatat selama perang dagang pada 2019, ekspor tekstil dari Vietnam lompat 30%, dan tumbuh 15,8% secara rata-rata tertimbang per tahun (compounded annual gowth rate/CAGR) 2010=2019.
Pangsa pasar mereka pun merangsek menjadi 8,7% dari pasar tekstil dunia pada 2019, naik drastis dari posisi 2018 sebesar 6,8%. Ini mengantarkan Vietnam menjadi jawara kedua industri tekstil dunia setelah China. Indonesia di posisi dengan pangsa pasar sebesar 1,6% dari perdagangan tekstil dunia.