Ketika Semua Orang Jadi Pedagang, Tanda Apakah Ini?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
11 July 2020 13:05
Pedagang menjajakan dagangannya dengan sistem pembayaran cashless di Pasar PSPT Tebet Jakarta Selatan, Selasa (26/2). Banyaknya Sektor UMKM di Indonesia yang belum tersentuh online, Menkominfo menggalakkan gerakan Pramuka UMKM jualan online Nasional. Dikutip Detikcom Berdasarkan data McKinsey Global Institute, nilai transaksi UMKM yang beralih ke online akan berkembang dua kali lebih cepat. Sayangnya, dari 59,9 juta UMKM itu baru 3,97 juta UMKM yang sudah go online. Saat ini, startup yang sudah bergelar unicorn di Tanah Air adalah Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. Penyebutan unicorn yang disematkan kepada startup tersebut karena mereka berhasil memiliki valuasi bisnisnya di atas USD 1 miliar. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), lembaga terkait, dan enam e-commerce marketplace, yakni Blanja, Blibli, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan Tokopedia menggagas Gerakan UMKM Jualan Online. Agar gerakan tersebut tersebar merata di seluruh Indonesia, tercatat sekitar 376 kegiatan akan digelar di lebih dari 70 kota. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang menjajakan dagangannya dengan sistem pembayaran cashless di Pasar PSPT Tebet Jakarta Selatan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena orang-orang berjualan secara online maupun offline kini kian masif. Media sosial menjadi tempat paling banyak ditemui penawaran-produk. Tidak ketinggalan, grup-grup WhatsApp keluarga sampai komplek.

Bahkan ada yang sebelumnya tak berjualan kini ikut berjualan.

Apakah ini sebagai dampak terjadinya banyak PHK di tengah masyarakat kala pandemi covid-19?

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyebut hal itu bisa saja terjadi.

Ia mengakui banyak masyarakat yang menjalankan usaha tersebut akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan dari perusahaan tempat dimana ia bekerja. Saat kondisi demikian banyak rumah tangga pendapatannya berkurang karena tak ada pemotongan gaji hingga benar-benar tak ada pemasukan sama sekali.

"Jika kondisi sudah kembali normal, mungkin banyak yang akan kembali bekerja seperti biasa. Namun sebagian mempertahankan usahanya tersebut ke depan sebagai pendapatan tambahan," sebut Ikhsan kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Kondisi tersebut tentu memberikan hikmah lain bagi dunia usaha. Selain membuka peluang baru, sektor ekonomi juga bisa sedikit demi sedikit bisa lebih terkerek lagi di kala pandemi covid-19. Ikhsan menyebut hal yang lebih masif adalah menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan teknologi harusnya bisa digunakan secara lebih masif dalam berbisnis.

"Dalam keadaan covid-19 ini, mau tidak mau, orang dari UMKM atau pengusaha besar itu harus meningkatkan keterampilannya dalam dunia digital, penggunaan online. Tidak bersentuhan langsung ke masyarakat. Kalau dia tidak melakukan itu, tidak mampu bertahan," sebutnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari Mendag: Pasar Tetap Berdenyut, Pedagang Dites

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular