
Baru 30% Pendidikan Vokasi yang "Kawin" dengan Industri

Jakarta, CNBC Indonesia - Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mencatat baru 30% pendidikan vokasi dan industri yang sudah berkolaborasi dengan paket lengkap, termasuk dengan dunia industri atau dunia kerja.
"Harusnya minimal 90% sudah. Kalau kurikulum hanya hard skill, padahal industri butuh soft skill, team work. Kejujuran, integritas, moral juga penting," ujarnya saat diskusi dengan Media secara virtual di Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Selama ini, lanjutnya mungkin sudah banyak pendidikan vokasi yang melahirkan lulusan yang kompeten. Namun menurutnya tak cukup dengan hanya hard skill saja, namun soft skill juga harus mendukung.
"Akan menjadi lemah kalau sudah memiliki hard skill tapi tidak bisa ngomong," katanya lagi.
Jika keduanya sudah bisa dicapai, maka akan ada tiga hal yang bermanfaat tak hanya bagi pendidikan vokasi itu sendiri, tapi juga bagi pelaku industri tersebut.
Pertama, daya saing dan produktivitas industri akan naik, karena SDM kompeten dan unggul. Kedua, setelah industri puas, harus mau memberi karir dan gaji yang layak. Sehingga hal ini akan meningkatkan nilai bagi lulusan vokasi.
"Ketiga, maka ini akan menjadi inputnya mahasiswa baru, anak SMK baru akan mempunyai visi dan passion. Kalau sampai (masuk SMK) nggak passion, mau proses hebat seperti apapun, kalau ini tak passion, tak akan menghasilkan lulusan yang kompeten," tegasnya lagi.
Pemerintah menganggarkan Rp 3,5 triliun untuk menyiapkan program-program guna mendorong kampus vokasi, SMK dan lembaga kursus pelatihan untuk bisa "menikah" dengan industri.
Melalui Forum Pengarah Vokasi (FPV) akan dibuat platform yang bisa mewujudkan hal tersebut. Adapun d=forum tersebut nantinya akan diisi oleh puluhan orang yang berasal dari industri, yang menjadi pengambil keputusan dalam industri. Tak hanya itu, orang-orang ini juga menjadi praktisi dan tentunya ada minat kepada dunia pendidikan.
"Forum ini akan diisi oleh sektor manufaktur, otomotif, industri kreatif, hospitality hingga health care," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru