
Miris! Mayoritas Pengangguran dari SMK, Padahal Punya 'Skill'

Jakarta, CNBC Indonesia - Data di atas kertas menunjukkan bahwa penyumbang pengangguran terbanyak adalah mereka yang lulus dari sekolah kejuruan atau SMK. Parahnya lagi, di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja akibat merebaknya wabah Covid-19, banyak lulusan SMK juga menjadi korban dari efisiensi.
Hal ini juga dikemukakan pengusaha, Sandiaga Salahuddin Uno, yang mengatakan lulusan SMK yang harusnya memiliki skill kerja yang lebih terlatih namun justru banyak yang menjadi korban PHK di tengah pandemi saat ini..
"Ya jelas bahwa isunya tidak hanya kompetensi tapi juga skill, kalau kita lihat tingkat pengangguran terbuka ini bisa jumping saat covid-19 ini, yang tadinya kita uda comfortable di 5,28 persen, kemudian sekarang angkanya set back mungkin 10 sampai 15 tahun dan adanya pandemi ini, datanya berbeda-beda ada yang bilang pengangguran 5 juta ada yang bilang 15 juta termasuk informal dan mayoritas pengangguran ini dari SMK sayangnya, padahal mereka paling terlatih skill-nya," ujar Sandi, dalam webinar Lulusan Vokasi Menjawab Tantangan Ekonomi Nasional bersama CNBC Indonesia, Kamis, (09/07/2020).
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini, ego sektoral merupakan masalah utama tingginya pengangguran lulusan SMK saat ini. Ego sektoral dimana harusnya para pelaku usaha atau industri ikut bergabung dalam menentukan pelatihan yang harusnya diberikan kepada para siswa SMK. Sandi mengatakan bahwa ego sektoral inilah yang membuat sulitnya link and match antara lulusan SMK dengan skill yang diperlukan oleh industri di dunia kerja.
"Kalau mau match industrinya harus merge, harus menjadi bagian dari sistem pendidikan vokasi ini, seperti Astra, CT Corp yang harusnya menjadi bagian dari link and match dari agenda setting, jangan lagi ego sektoral, kita harus duduk bersama, butuhnya apa, butuh berapa sehingga bisa langsung dicetak, tidak ada lagi tebak-tebak buah manggis, kurikulumnya harus menyatu dengan apa yang dibutuhkan," ujar Sandi,
Selain link and match, Sandi juga menambahkan bahwa lulusan SMK saat ini banyak menganggur karena kurangnya beberapa prinsip penting, seperti literasi teknologi, literasi data, human behaviour serta jiwa entrepreneurship. Lulusan SMK saat ini menjadi bagian yang cukup vulnerable atau rentan dengan PHK bahkan sulit bertahan ketika bersaing karena kurangnya empat prinsip tersebut.
"Ada empat prinsip utama yang harus menjadi bagian dari lulusan SMK, seperti literasi teknologi dimana saya melihat banyak SMK di Jakarta bahkan belum sepenuhnya menyatu dengan penggunaan teknologi, kemudian literasi data dimana semua operasinya harus base on data, kemudian human behaviour serta entrepreneurship yang harus menjadi bagian dari ekosistem vokasi," jelas Sandi.
Untuk entrepreneurship dibutuhkan tiga prinsip penting yaitu inovasi, risk taking, dan pro aktif. Prinsip-prinsip inilah yang harus menjadi bagian dari kurikulum serta ekositem pembelajaran di SMK ke depannya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak di RI