
Kemendikbud Siapkan Rp 3,5 T 'Nikahkan' Vokasi & Industri

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menganggarkan Rp 3,5 triliun untuk menyiapkan program-program guna mendorong kampus vokasi, SMK dan lembaga kursus pelatihan untuk bisa "menikah massal" dengan industri.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto berharap kolaborasi ini jangan hanya sampai pada taraf Memorandum of Understanding (MoU) saja tapi harus konkret di lapangan.
"Jangan sampai ini berhenti pada MoU, kalau MoU saja gampang. Tapi setelah itu tak terjadi link and match sampai level menikah," ujarnya saat diskusi dengan Media secara virtual di Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Ia mencatat saat ini ada 2.200 kampus vokasi, 4 ribu SMK dan 17 ribu lembaga khusus pelatihan. Dengan adanya kolaborasi dengan industri, diharapkan jebolan pendidikan vokasi tersebut memiliki mutu berstandar industri.
"Tak hanya proses, tidak hanya kurikulum. Semua ini tujuannya untuk menghasilkan lulusan yang kompeten. Bukan soal aku sudah belajar apa, tapi aku bisa apa saja," tegasnya.
Poin penting dalam mendorong terwujudnya "link and Match" antara pendidikan vokasi dan dunia industri ini antara lain kurikulum akan disusun bersama industri, dalam hal ini termasuk sertifikasi di industri masuk ke dalam kurikulum kampus.
Berikutnya, dosen tamu dari industri rutin mengajar di kampus. Program magang yang terstruktur dan dikelola dengan baik. Komitmen kuat dan resmi dari pihak industri untuk menyerap lulusan sekolah vokasi.
Selanjutnya program beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa. Menurutnya, untuk yang satu ini tak wajib, namun ada contoh nyata bagaimana beasiswa ini bermanfaat dan melahirkan lulusan yang terampil.
"Kalau dibiayai (beasiswa) ya bersyukur. Contoh yang sudah ada vokasi UGM, sekolah vokasi Undip, politeknik PENS di Surabaya, sampai menikah dengan PLN D4 teknik elektro, mahasiswa sejak semester I sudah ada beasiswa ikatan dinas. PLN donasi peralatan, magang di PLN, sertifikasi dari PLN dan kampus. Lulus kalau cocok, jadi pegawai PLN," terangnya.
Berikutnya adalah bridging program, di mana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri yang diperlukan kepada para dosen. Selanjutnya adalah sertifikasi kompetensi bagi lulusan diberikan oleh pendidikan tinggi bersama industri.
Terakhir, pihak industri memberikan bantuan peralatan laboratorium kepada kampus dan joint riset terapan dosen yang berasal dari kasus nyata di industri.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Kelas Offline, Ajang Lulusan Vokasi Menambang Ilmu Baru