
Kabar Baik, Ekonomi RI Mau Bangkit!*

Namun mulai Juni situasi mulai membaik. Penyebaran virus corona terlihat agak melambat mulai April-Mei, sehingga pemerintah berani melonggarkan PSBB.
Sedikit demi sedikit, 'keran' aktivitas masyarakat kembali dibuka meski tetap harus patuh kepada protokol kesehatan. Indonesia mulai memasuki era normal baru alias new normal, masyarakat bisa kembali beraktivitas walau dengan rambu-rambu protokol kesehatan.
Hasilnya, ekonomi Indonesia mulai menunjukkan kebangkitan. Data Juni yang dirilis mulai awal Juli memberi bukti bahwa sepertinya badai telah berlalu, meski hujan masih lumayan lebat.
PMI manufaktur Indonesia pada Juni meningkat ke 39,1. Masih di bawah 50, berarti dunia usaha belum melakukan ekspansi. Namun sudah jauh membaik ketimbang titik nadir pada April.
"Data PMI terakhir menunjukkan bahwa penurunan di sektor manufaktur Indonesia semakin melandai seiring relaksasi upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Dengan harapan pelonggaran lebih lanjut dan masyarakat kembali hidup normal, sentimen pelaku usaha meningkat tajam ke level tertinggi sejak Januari, sebelum meletusnya pandemi, dan perusahaan siap untuk meningkatkan produksi," sebut Bernard Awm Principal Economist IHS Markit, seperti dikutip dari siaran tertulis.
Tidak hanya dunia usaha, optimisme rumah tangga pun membaik. Pada Juni, Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK berada di 83,8. Lagi-lagi belum mencapai level optimistis, tetapi sudah ada peningkatan.
"Membaiknya optimisme konsumen terutama disebabkan oleh menguatnya ekspektasi terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang, seiring dengan prakiraan meredanya pandemi Covid-19. Penguatan di sisi ekspektasi terutama ditopang oleh prakiraan ekspektasi kegiatan usaha yang meningkat pada enam bulan mendatang," tulis laporan BI.
Dunia usaha dan rumah tangga yang semakin pede membuat api inflasi kembali memercik. Pada Juni, inflasi berada di 0,18% MtM, tertinggi sejak Maret.
Ekonomi yang semarak lagi membuat permintaan meningkat, Menariknya, salah satu pengeluaran yang menyumbang inflasi adalah transportasi.
"Transportasi pada Juni 2020 mengalami inflasi 0,41% dengan andil 0,05%. Ada kenaikan tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,02%, sedangkan kenaikan tarif angkutan antar kota dan roda dua online masing-masing memberi andil 0,01%," papar Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS).
Kenaikan tarif transportasi mencerminkan mobilitas masyarakat sudah berangsur meningkat. Ini menjadi bukti bahwa ekonomi sedang berjalan di lajur pemulihan.