Fenomena Ramai-Ramai Jadi Pedagang Dadakan, Ini Sebabnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
07 July 2020 13:58
Pekerja tengah membuat kue kering di industri rumahan Pusaka Kwitang di kawasan Kwitang, Jakarta, Senin (4/6). Pengusaha kue kering musiman pusaka Kwitang Hasanudin mengatakan peningkatan permintaan jelang lebaran meningkat hingga 20%. Industri kue kering rumahan ini membuat lima jenis kue kering, seperti kue kacang, kue lidah kucing, kue nastar, kue putri salju, dan kue kastengel. Pak Hasanudin memiliki 25 karyawan dari Jonggol dan Karawang dan warga sekitar Kwitang. Dalam sehari toko kue pak Hasanudin mampu membuat 30 kaleng besar satu kaleng nya 11 kiloan. Harga kue yang dijual ke agen sekitar 50-70 ribuan. Kue kering yang sudah ia masukan dalam kaleng besar dibawa ke agen toko kue kering seperti Pasar Senen dan Jatinegara. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena orang-orang berjualan secara online maupun offline kini kian masif. Grup-grup WhatsApp keluarga sampai komplek, dan media sosial dipenuhi tawaran penjualan dari orang-orang berjualan, dari kawan hingga kolega. Bahkan ada yang sebelumnya tak berjualan kini ikut berjualan.

Apakah ini sebagai dampak terjadinya banyak PHK di tengah masyarakat kala pandemi covid-19?

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyebut hal itu bisa saja terjadi. Ia mengakui banyak masyarakat yang menjalankan usaha tersebut akibat terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan dari perusahaan tempat dimana ia bekerja. Saat kondisi demikian banyak rumah tangga pendapatanya berkurang karena tak ada pemotongan gaji hingga benar-benar tak ada pemasukan sama sekali.

"Jika kondisi sudah kembali normal, mungkin banyak yang akan kembali bekerja seperti biasa. Namun sebagian mempertahankan usahanya tersebut ke depan sebagai pendapatan tambahan," sebut Ikhsan kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Kondisi tersebut tentu memberikan hikmah lain bagi dunia usaha. Selain membuka peluang baru, sektor ekonomi juga bisa sedikit demi sedikit bisa lebih terkerek lagi di kala pandemi covid-19. Ikhsan menyebut hal yang lebih masif adalah menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan teknologi harusnya bisa digunakan secara lebih masif dalam berbisnis.

"Dalam keadaan covid-19 ini, mau tidak mau, orang dari UMKM atau pengusaha besar itu harus meningkatkan keterampilannya dalam dunia digital, penggunaan online. Tidak bersentuhan langsung ke masyarakat. Kalau dia tidak melakukan itu, tidak mampu bertahan," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik dari Mendag: Pasar Tetap Berdenyut, Pedagang Dites

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular