Lagu Lama, Alasan Ekspor Mobil RI Kalah Telak dari Thailand

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 July 2020 17:57
Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekspor mobil produksi Indonesia masih kalah telah dari Thailand. Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyebut bahwa terdapat sejumlah persoalan yang selama ini jadi tantangan besar Indonesia.

"Saat ini Thailand walaupun negaranya relatif lebih kecil dari pada kita, dengan penduduk 70 juta, namun produksi mobil sudah 2 juta. 800 ribu digunakan dalam negeri, 1,2 juta diekspor," ujarnya di sela rapat bersama Komisi V DPR RI, Senin (6/7/20).

Sementara di Indonesia, dari data produksi 1,2 juta unit per tahun, mayoritas masih digunakan di dalam negeri. Sedangkan ekspornya baru mencapai 300 ribu pada tahun 2019 lalu.

"Saat ini kapasitas produksi kami ada 2,3 juta mobil per tahun namun baru bisa dimanfaatkan 1,2 juta unit per tahun. ini yang akan kami optimalkan agar kami bisa produksi kendaraan yang bisa diekspor. Tahun lalu cukup lumayan kita bisa di atas 300 ribu unit," tandasnya.

Dia menjelaskan, perlu adanya harmonisasi aturan domestik agar diselaraskan dengan aturan global. Hal ini menurutnya ada kaitannya dengan daya saing global.

Selain itu, menurutnya Indonesia juga perlu memperbaiki sistem sertifikasi pengujian kendaraan bermotor. Apalagi, dia menyebut bahwa saat ini pasar domestik Indonesia adalah pasar terbesar di ASEAN.

"33% kendaraan yang dipasarkan di ASEAN itu ada di Indonesia jadi kita harusnya kita bisa leading di sana. Kami ingin ulas bagaimana kita harus ambil alih posisi itu dari negara tetangga kita agar bisa menciptakan lapangan kerja lebih banyak di industri otomotif," paparnya.

Terkait hal ini, dia menilai Indonesia perlu meningkatkan sistem sertifikasi pengujian. Selama ini banyak uji sertifikasi mobil produksi Indonesia dilakukan di luar negeri.

"Dengan adanya fasilitas uji, kita nggak perlu lagi menguji negara lain karena kita punya dan pada akhirnya negara lain bisa uji di Indonesia dan bisa diterima di negara lain. Contohnya yang sudah memiliki itu Thailand. Kita perlu mengadopsi apa yang sudah dilakukan Thailand," tuturnya.

Tak hanya perlu memperbanyak fasilitas uji sertifikasi kendaraan, menurutnya uji sertifikasi komponen juga perlu ditingkatkan. Pasalnya, jumlah kendaraan yang beredar sudah semakin luas.

"Bukan sekadar kendaraannya saja tapi komponennya pun juga harus ada fasilitas ujinya. Kalau ada fasilitas uji komponen kendaraan bermotor kelas dunia, ini potensi industri komponen otomotif Indonesia juga bisa jadi pemain global. Yang tidak terbayangkan, selama ini hanya pikir jual mobilnya, tapi berapa banyak komponen yang dijual untuk after market. Indonesia udah ekspor ke 80 negara di dunia kendaraan bermotor utuh CBU," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor Mobil RI Dihambat di Filipina, Honda Komentar Begini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular