Hambatan Ekspor

Produk RI Bikin Panik Negara Lain, Vietnam Pernah Jadi Korban

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 July 2021 15:25
Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Mobil ekspor di pelabuhan IPCC, Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produk Indonesia nyatanya banyak ditakuti oleh negara lain karena berpotensi mendominasi pasar negara bersangkutan. Salah satu produk yang berkembang pesat ke pasar ekspor adalah produksi otomotif atau mobil.

Contoh terkini adalah Vietnam sebagai negara dengan pasar otomotif terbesar kedua bagi Indonesia, bakal memberlakukan standar emisi Euro 5. Kebijakan itu bisa jadi pengganjal bagi industri otomotif yang saat ini masih menerapkan standar emisi Euro 4.

"Negara selalu coba menciptakan technical barrier karena dia ingin industrinya tumbuh. Mereka cari cara itu kan teknikal, tapi kalau kita bisa penuhi kan nggak ada masalah," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/7/21).

Ia juga menyatakan industri dalam negeri sudah bersiap dalam menyesuaikan aturan tersebut. Secara teknologi, pabrikan otomotif sudah memiliki teknologinya dari negara asal untuk diadopsi di Indonesia. Indonesia juga sudah berpengalaman ketika beradaptasi dari Euro 2 ke Euro 4 beberapa tahun lalu.

"Bisa, nggak ada masalah, yang perlu merapatkan barisan dalam negeri. Kita kan Euro 4, kalau bisa lompat ke Euro 6 lebih dulu dari negara-negara besar lain akan memberi keunggulan lebih baik seperti Euro 2 tapi negara lain udah Euro 4 ya akhirnya kita bisa produksi euro 4," kata Kukuh.

SempatĀ muncul Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/2017 Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, Dan Kategori O diundangkan pada 7 April 2017. Sementara penerapan Euro 6 kendaraan berbahan bakar solar dari yang semula direncanakan pada 2021 mundur menjadi 2022 atas permintaan industri otomotif.

"Kita kan nggak ingin diganggu, kita harus tetap unggul, kita kan sudah swasembada seluruh kebutuhan bisa dipenuhi, memang ada impor tapi impornya cenderung turun, jumlahnya relatif sedikit tapi secara generik bisa dipenuhi oleh dalam negeri. Mobil menengah atas kita juga bisa ekspor," kata Kukuh.

Dua negara yang paling banyak memasok mobil ke pasar Vietnam, yakni Indonesia dan Thailand yakni dengan jumlah 90%. Selama ini negeri Gajah Putih lebih bisa mendominasi dengan jumlah yang lebih besar.

Namun untuk pertama kalinya ekspor mobil ke Vietnam, Indonesia berhasil menyalip Thailand pada Januari-Mei tahun lalu. Data dari Vietnam Customs menunjukkan sepanjang lima bulan pertama di tahun 2020, Indonesia telah mengekspor sebanyak 15.074 unit mobil.

Indonesia bisa menyalip dengan menguasai 53 persen dari total 28.532 impor mobil dengan spesifikasi mobil 9 kapasitas bangku atau di bawahnya. Dengan torehan itu, mobil buatan Indonesia mampu melengserkan Thailand di posisi kedua, yang mengambil 37 persen pasar Vietnam, setelah berada di posisi puncak sejak tahun 2016.

KebijakanĀ Proteksi dan Mobnas Vietnam

Vietnam sadar tak mau terus jadi pasar mobil negara lain, termasuk Indonesia. Mereka juga agresif membangun mobil nasional bernama Vinfast. Hambatan ekspor mobil Indonesia ke Vietnam setidaknya sudah dimulai 2018 lalu.

Pemerintah Vietnam menerapkan kebijakan impor mobil completely built up (CBU) dari negara-negara ASEAN. Vietnam menerapkan kebijakan terkait uji tipe dan uji emisi melalui Regulasi No. 116/2017/ND-CP (Decree on Requirements for Manufacturing, Assembly and Import Of Motor Vehicles and Trade in Motor Vehicle Warranty and Maintenance Services).


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Avanza Cs Buatan RI Sudah Melanglang ke 80 Negara di Dunia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular