Luhut: Tak Benar Tenaga Kerja Asing akan Jajah Kita!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 July 2020 20:08
INFOGRAFIS, Indonesia Beli Kapal Perang
Foto: Infografis/Indonesia Beli Kapal Perang/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marvs) Luhut Pandjaitan menegaskan Indonesia masih membutuhkan keahlian dan teknologi tenaga kerja asing (TKA) dalam proyek investasi di Indonesia. Ia membantah bahwa keberadaan tenaga kerja asing akan menjajah Indonesia, karena jumlahnya memang dibatasi.

Ia mencontohkan PT Bintan Alumina Indonesia saat ini mempekerjakan sekitar 20.000 tenaga kerja dan hanya kurang dari 10% dari jumlah itu adalah tenaga kerja asing.

Luhut juga mencontohkan di Morowali dan daerah lainnya, tenaga kerja asing itu mengerjakan hal-hal yang tidak bisa dikerjakan oleh tenaga kerja lokal di Indonesia. Secara bertahap mereka akan bangun Politenik.

"Jadi tidak benar pendapat yang mengatakan TKA akan menjajah kita, tidak seperti itu. Tidak ada pikiran seperti itu sama sekali. Mereka melakukan hal yang kita belum bisa lakukan. Seperti merakit mesin-mesin yang canggih, tetapi tenaga kerja lokal terus dilibatkan sehingga ada transfer pengetahuan. Ini menyiapkan Indonesia untuk melakukan leapfrog dalam industri ini," papar Luhut usai meninjau PT Bintan Alumina Indonesia di Pulau Bintan, Kamis (2/7/2020).

Ia juga menceritakan soal 'harta karun' yang dimiliki Indonesia. 'Harta karun ini ternyata bisa dijadikan bahan membuat pesawat juga.

Harta karun tersebut merupakan pengolahan bauksit, alumina, dan turunannya. Dalam proses tersebut ternyata bisa menambah pasokan material untuk mobil listrik dan mengurangi impor bagi kebutuhan industri dalam negeri.

"Industri ini mengolah bauksit menjadi alumina kita bisa produksi turunannya yang bisa dijadikan untuk badan pesawat, kabel, kawat tembaga, tekstil, alat-alat elektronik dan lain lain. Turunan bauksit, seperti copper, nickel ore, bisa menjadi material untuk memproduksi mobil listrik," kata Luhut.

"Smelternya di Weda Bay sehingga dekat dengan pabrik lithium baterai," katanya lagi.

Luhut menjelaskan, industri alumina ini juga akan mengurangi impor kebutuhan cobalt yang selama ini diimpor dari Kongo.

Industri yang saat ini menempati kawasan seluas 300 ha rencananya akan diperluas hingga 500 ha dengan investasi saat ini 600 juta dollar tapi nanti pada tahun 2027 bisa berkembang sampai 2,5 miliar dolar.

"Selama ini kita tidak pernah tidak impor alumina. Dengan adanya industri ini kita menghentikan ekspor bauksit, mengurangi impor alumina. Karena kebutuhan alumina selama ini selalu ekspor. Inalum, contohnya, selama ini mereka impor dari Australia. Cost-nya akan jauh lebih murah dengan alumina kita. Jadi ini industri yang bisa melayani supply chain dalam negeri sampai global," jelasnya.

Menurutnya ini adalah proyek yang sangat strategis, karena produk turunannya bisa diekspor ke Amerika, Tiongkok, Jepang, dan lain-lain.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Jawaban Luhut Binsar Soal Tenaga Kerja Asing di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular