Kasus Corona Rekor Lagi, RI Kena Gelombang Serangan Kedua?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 July 2020 06:14
Swab Test Pedagang Pasar Pluis (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Swab Test Pedagang Pasar Pluit (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Pada edisi 4 Juli, The Economist merilis tajuk yang menarik. Media kenamaan asal Negeri Paman Sam itu menyebut dunia tidak mengalami gelombang serangan kedua. Sebab yang pertama belum selesai dan itu akan menjadi yang terakhir.

"Ketika ada negara yang dinilai berhasil menangani pandemi corona seperti China, Taiwan, atau Vietnam, ada negara lain seperti di kawasan Amerika Latin dan Asia Selatan yang masih mencatatkan kasus tinggi. Sementara di AS ada risiko kasus semakin tidak terkendali dan di Afrika mungkin baru tahap awal. Eropa sepertinya berada di tengah-tengah. Dunia sedang tidak mengalami gelombang serangan kedua, karena yang pertama tidak akan selesai," tulis tajuk tersebut.

Berdasarkan kajian tim dari Massachusetts Institute of Technology, yang meneliti kasus corona di 84 negara, ditemukan bahwa setiap satu kasus yang dilaporkan terdapat 12 yang masih tersembunyi. Oleh karena itu, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia diperkirakan bisa mencapai 200- 600 juta pada musim semi 2021 dengan korban jiwa 1,4-3,7 juta orang. Saat itu, sekitar 90% populasi dunia masih rentan terinfeksi.

Oleh karena itu, seluruh penduduk bumi harus menerima kenyataan hidup berdampingan dengan virus corona. Harus ada adaptasi pola hidup baru.

Mungkin dalam beberapa waktu ke depan kita belum bisa berkumpul dalam jumlah besar di tempat yang tertutup. Bersentuhan dengan orang lain juga sebisa mungkin dihindari dulu. Intinya, harus menjaga jarak.

Memakai masker juga sangat penting untuk mencegah penyebaran. Memang rasanya tidak nyaman, bernapas yang adalah aktivitas paling dasar dari makhluk hidup dibuat sulit. Namun kita harus rela, agar penularan virus tidak kian meluas.

"Covid-19 masih akan ada di sini untuk beberapa waktu. Mereka yang rentan menjadi takut untuk keluar rumah dan inovasi akan terhambat, sehingga ekonomi sulit mencapai pertumbuhan potensialnya.

"Masih banyak orang yang akan jatuh sakit bahkan meninggal dunia. Nantinya Anda mungkin akan kehilangan minat untuk mencari kabar terbaru tentang pandemi ini. Namun pandemi ini tidak akan kehilangan minatnya kepada Anda," pungkas tajuk The Economist.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular