Ini Kunci Siapkan Lulusan SMK Bisa Bersaing di Dunia Kerja

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
03 July 2020 18:23
Ilustrasi Sekolah. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Ilustrasi Sekolah. CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Komite Tetap Pelatihan Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Miftahudin menegaskan lulusan SMK harus memiliki nilai lebih agar dilirik oleh industri, terutama kemampuan dalam mengadaptasi perubahan. Pasalnya tidak semua industri memiliki pusat pelatihan yang bisa membantu karyawannya beradaptasi secara cepat, untuk itu setiap lulusan SMK harus memiliki kompetensi lebih.

"Training center akan membantu karyawannya, membantu pembelajaran selanjutnya terutama untuk industri yang berubah cepat. ini yang memang harus diwujudkan dalam bentuk nyata, karena memang perubahan itu tergantung ritme yang digeluti adik-adik kita," kata Miftahudin, Selasa (30/06/2020).

Untuk itu dibutuhkan ekosistem yang saling menguntungkan antara industri dan dunia pendidikan, untuk menunjang semangat pembelajaran ini.

"Jangan sampai kita mengkampanyekan ini tapi secara ekosistem nggak mendukung, ekosistem inilah yang menciptakan masyarakat yang diterima secara global," katanya.

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia usaha dan dunia Industri (DUDI( Kemendikbud Ahmad Saufi mengatakan para lulusan SMK harus bisa terus meningkatkan kemampuan belajarnya, dan mengenal lingkungan industri hingga peluang di dalamnya melalui teknologi. Apalagi hampir saat ini rata-rata anak SMK memiliki smartphone yang bisa dimanfaatkan untuk belajar.

Melalui smartphone pun siswa bisa belajar bahasa asing secara mandiri, untuk menambah kemampuannya. Bahasa asing pun tidak sebatas bahasa Inggris, melainkan negara lain yang banyak membuka peluang untuk tenaga-tenaga terampil.

"Singkatnya hampir semua memegang gadget, akan sangat kurang baik kalau hanya menonton film dan entertainment. Di dalam film memang banyak  cerita ilmu pengetahuan, tapi kalau digunakan untuk belajar teori di dunia maya kalian sudah punya kurikulum yang diberikan," kata Saufi.

Miftahudin menambahkan industri memiliki kekhawatiran akan bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2045, dengan kebutuhan lapangan kerja mencapai 50-60 juta. Untuk itu, penting mempersiapkan industri apa yang bisa menyerap lapangan kerja sebanyak itu. Kekhawatiran, jika salah penanganan maka bonus demografi akan menciptakan pengangguran baru.

"Bonus demografi ini mungkin sekitar 2030-an, kita harus punya framework bagaimana menyiapkan manusia menjadi seperti apa. Anak-anak muda lulusan SMK harus bisa match dengan industri. Dengan adanya program kemitraan ini, salah satu issue yang bisa diselesaikan bersama untuk menjembatani lulusan SMK di pasar kerja," jelas Miftahudin.

Selain itu laju perubahan masing-masing sektor pun berbeda-beda, sehingga kebutuhan industri satu dan lainnya juga berbeda. Demi mempersiapkan SDM, Kadin dan Apindo mengusulkan penguatan ekosistem. Dengan penguatan ekosistem menurutnya lebih fleksibel dalam merespons perubahan.

"Kalau kita rumuskan terlalu rigid dan adanya ritme yang berbeda maka respons resource berbeda-beda. Tapi salah satu yang kita lihat seragam adalah ekosistem,"ujarnya.

Miftahudin mencontohkan di Singapura ada komite transformasi ekonomi yang bertugas merumuskan masing-masing sektor bertransformasi sektor bisnisnya dan memberikan masukan pada perubahan kurikulum. Dengan begitu transformasi industri bisa menjadi masukan bagi dunia pendidikan.

Dia menyebutkan ada hampir 100 masalah yang ditemukan dalam "menjodohkan" antara SMK dengan industri melalui vokasi. Untuk itu perlu ada ekosistem dengan jalinan kemitraan yang saling menguntungkan.

"Ekosistem dalam bentuk kelembagaan adalah yang menjadi concern, ada sektor yang tidak secepat TIK, tetapi mereka tetap berubah ini bagaimana merespon secara tepat," kata Miftahudin.

Untuk itu dibutuhkan road map transformasi industri, ekosistem untuk merespon perubahan tadi. Dengan program upskilling dan reskiling ini, serta kehadiran Ditjen pendidikan vokasi, pembentukan ekosistem menjadi salah satu fokusnya. Selain itu, adanya forum pengarah vokasi dengan Kadin dan Apindo bisa menjadi motivasi bagi SMK untuk mengena ke kebutuhan industri.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Testimoni Industri Motor: Vokasi Pasok Tenaga Terampil!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular