PUPR: Penyaluran FLPP Hingga Juni 2020 Sudah Rp 7,11 T

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
27 June 2020 11:01
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, sejak awal tahun 2020 sampai 26 Juni 2020 penyaluran dana pembiayaan perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah mencapai 70.335 unit rumah.

Direktur Utama Pusat Penglolaan Dana Pembiyaan Perumahan (PPDPP), Arief Sabaruddin mengatakakan, dalam database PPDPP per 26 Juni 2020 pukul 19.00 WIB, jumlah lokasi yang terdaftar pada aplikasi SiKumbang telah mencapai 10.408 lokasi, dengan lokasi yang lolos pengecekan sebanyak 3.374 lokasi, 9.694 data terintegrasi dengan SiKasep dan dapat lakukan akad, dan 29.135 rumah tersedia.

"Data tersebut merupakan data nasional yang dihimpun dari 19 asosiasi pengembang di Indonesia yang di dalamnya mencapai 6.001 pengembang," jelas Arief dalam siaran resminya dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (27/6/2020).

Secara rinci, Arief menjelaskan, per Juni 2020, penyalruan FLPP di tahun 2020 telah mencapai Rp 7,11 triliun untuk 70.335 unit rumah atau mencapai 68,62%. Selain itu, terdapat 175.510 calon debitur, di mana 143.438 calon debitur dinyatakan lolos subsidi checking.

Sehingga total penyaluran FLPP sejak tahun 2010 sampai 26 Juni 2020 telah mencapai Rp 51,48 triliun untuk 725.937 unit rumah.

Arief juga mengatakan, saat ini PPDPP telah mengembangkan integrasi data tersebut ke dalam sistem pemetaan kavling hunian dan kualitas bangunan. Sehingga akan jelas terpantau secara langsung perihal hunian yang ready stock, terjual, atau sedang dibangun.

Tahun 2020 ini, PPDPP bekerjasama dengan 42 bank pelaksana, yang terdiri dari 10 bank nasional dan 32 Bank Pembangunan Daerah.

Sampai dengan 26 Juni 2020, berdasarkan target penyaluran yang ditetapkan, peringkat realisasi penyaluran FLPP tertinggi bank pelaksana tersebut antara lain: BTN, BNI, BTN Syariah, BRI Syariah, BPD BJB, BRI, BPD NTB Syariah, Mandiri, Arthagraha, BPD Sumselbabel.

"Masyarakat juga dapat memantau perkembangan realisasi dan kinerja penyaluran FLPP secara lengkap melalui halaman web ppdpp.id. Besarnya animo masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut terpantau rata-rata mencapai 4.000 visitor tiap harinya," jelas Arief.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alokasi Rumah Subsidi Tahun Depan Rp 19 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular