Alokasi Rumah Subsidi Tahun Depan Rp 19 T

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
18 December 2020 21:00
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Target capaian penyaluran dana subsidi rumah skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun depan Sekitar Rp 19,1 triliun untuk 157.500 unit rumah. Penyaluran dana ini akan melalui 30 bank pelaksana yang bekerja sama.

"Sekarang mungkin cuma Rp 19,1 triliun dan masih kurang dari kebutuhan. Namun kita coba dengan Rp 19 triliun dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa melayani masyarakat dengan lebih baik," kata Kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam acara penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan 30 Bank Pelaksana FLPP 2021, Jumat (18/12).

Basuki menambahkan kualitas rumah subsidi masih banyak yang memprihatinkan. Sehingga jajaranya fokus untuk meningkatkan kualitas rumah subsidi yang mengalami masalah dengan pengawasan yang lebih ketat.

Melalui anak usaha, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) meluncurkan aplikasi Sistem Pemantauan Konstruksi (Si Petruk) yang terintegrasi dengan system yang telah dikembangkan sebelumnya Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep) dan Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang).

"Namun demikian pengembangan digital tadi SiKasep SiKumbang SiPetruk semua itu harus cepat yang penting. Kita tidak mengejar volume, diingatkan Kembali soal kualitas. Apa dari 765 ribu rumah dibangun ada 90 persen sudah dihuni?," katanya

Direktur Utama PPPDPP Arief Sabaruddin mengatakan aplikasi ini guna mengantisipasi kualitas bangunan yang tidak kasat mata. Sehingga hunian yang dibangun pengembang bisa diawasi perihal konstruksi dan spesifikasi bangunan sehingga menghindari adanya permainan.

"Aplikasi ini juga bisa membantu bank melalukan appraisal. Jadi bisa dipantau rumah-rumah yang sedang dibangun," Jelasnya.

Selain itu dia menyampaikan penyaluran FLPP tahun 2020 per 17 Desember 2020 mencapai Rp 10,87 triliun untuk 105 ribu unit rumah. Dengan demikian total penyaluran FLPP dari tahun 2010 hingga 17 Desember 2020 telah mencapai Rp 55,24 triliun untuk 761 unit rumah.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ribet Bin Rumit! Program Diskon Beli Rumah 2022 Tersumbat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular