Konglomerasi Bertahan dari Pandemi: Pan Brothers Tak PHK!

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
25 June 2020 20:17
A woman works at a workshop of a textile manufacturer in Binzhou, Shandong province, China February 11, 2019.   China Daily via REUTERS  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: Ilustrasi. (China Daily via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten produsen tekstil terbesar di tanah air PT Pan Brothers Tbk (PBRX) tetap bertahan dan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja karyawan meskipun dapat tekanan berat pandemi Covid-19.

Vice President Director PT Pan Brothers Tbk., Anne Patricia mengakui, pandemi Covid-19 menyebabkan permintaan industri tekstil dan produk tesktil (TPT) Indonesia mengalami tekanan di pasar domestik maupun ekspor. Khusus pasar ekspor, kebijakan karantina wilayah di negara tujuan ekspor menyebabkan demand secara global mengalami penurunan.

Situasi ini, kata Anne, terjadi di hampir semua negara, tak terkecuali bagi produsen tekstil di Indonesia.

"Kebutuhan sandang berkurang dengan lockdown, orang tidak bepergian karena banyak di rumah. Otomatis kebutuhan pakaian akan berkurang," kata Anne, kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/6/2020).

Alih-alih melakukan PHK karyawan, Pan Brothers Grup memilih tetap menjalankan operasional pabrik secara normal dengan tetap menerapkan kebijakan protokol kesehatan secara ketat.

Selain itu, lanjut Anne, fokus emiten dengan kode saham PBRX ini adalah menyelesaikan permintaan dari berbagai brand-brand kenamaan yang sebelumnya sempat ditunda karena terkendala pandemi.

"Selama ini yang ada kita fokus pada pemenuhan order yang sudah masuk. Kita nggak ada pengurangan (PHK) karyawan," terang Anne yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) ini.

Di sisi lain, kata dia, pengusaha tekstil juga mengusulkan kepada pemerintah, dalam hal ini kepada perusahaan-perusahaan BUMN seperti PT PLN (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk terkait insentif energi.

Pasalnya, tidak sedikit perusahaan tekstil yang mengeluh karena tetap diminta membayar tagihan listrik secara penuh meskipun aktivitas produksi perusahaan tidak maksimal.

"Dampaknya sangat besar untuk menekan biaya operasional, sehingga industri tekstil dalam negeri bisa lebih kompetitif," tukas Anne Patricia.

Sebelumnya Wakil Ketua Kadin Indonesia bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan memang cashflow para pengusaha banyak yang sudah berdarah-darah di akhir Juni ini sehingga sulit membuka atau mempertahankan usahanya kembali. Namun, ada juga pengusaha-pengusaha yang memang tetap kuat, apalagi dengan adanya new normal, saat ekonomi mulai dibuka lagi.

"Mereka adalah pengusaha-pengusaha yang kuat, siapa mereka? ya para konglomerat lah," kata Johnny kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/6).

Selebihnya adalah perusahaan di bidang farmasi, juga industri TPT yang memproduksi Alat Pelindung Diri (APD). Pan Brothers termasuk yang memproduksi APD bahkan siap ekspor pada Juli nanti.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deg-Degan! Ledakan Corona Picu Gelombang PHK & Dirumahkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular