Internasional

Warning Korut, Pyongyang Siapkan Hukuman Pembalasan ke Korsel

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 June 2020 10:31
A South Korean army soldier patrols at the Unification Bridge, which leads to the Panmunjom border village in the Demilitarized Zone in Paju, South Korea. Tuesday, June 16, 2020. North Korea blew up an inter-Korean liaison office building just inside its border in an act Tuesday that sharply raises tensions on the Korean Peninsula amid deadlocked nuclear diplomacy with the United States. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Seorang prajurit tentara Korea Selatan berpatroli di Jembatan Unifikasi di Zona Demiliterisasi di Paju, Korea Selatan (AP / Ahn Young-joon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) kian memburuk. Setelah merobohkan bangunan yang digunakan Seoul dan Pyongyang untuk berdialog, Korut mengatakan pihaknya sudah menyiapkan ribuan balon dan jutaan selebaran sebagai "hukuman pembalasan" terhadap Korsel.

Menurut laporan media pemerintah Korut Korean Central News Agency (KCNA), Pyongyang akan berkampanye dengan menyebarkan selebaran anti Korsel. Korut mengikuti cara yang dilakukan para pembelot Pyongyang di Seoul.

Sebelumnya aktivis anti Kim Jong Un itu menyebarkan kritik soal pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklir Korut. Selebaran disebar lewat hal yang tak lazim, yakni memasukkan surat ke dalam balon atau botol.

"Persiapan untuk distribusi selebaran terbesar melawan musuh hampir selesai," tulis laporan KCNA, sebagaimana dikutip oleh AFP, Senin (22/6/2020).

"Lembaga penerbitan dan percetakan di semua tingkatan di ibu kota telah menghasilkan 12 juta selebaran dari semua jenis yang mencerminkan kemarahan dan kebencian orang-orang dari semua lapisan masyarakat," lanjut laporan tersebut.

KCNA menambahkan lebih dari 3.000 balon telah disiapkan.

Hubungan antara dua negara Korea ini memanas selama beberapa bulan terakhir. Ini terjadi setelah kandasnya pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam pada awal tahun lalu.

Belum kini Korut jadi sasaran berbagai sanksi Dewan Keamanan PBB karena pengembangan nuklir. Presiden Korsel Moon Jae-in pada awalnya menjadi perantara dialog antara Pyongyang dan Washington, disalahkan Pyongyang karena dianggap gagal membujuk AS untuk melonggarkan sanksi.

Dari sini, Korut dan Korsel mulai bersitegang. Meskipun Korsel sudah bersumpah untuk menghormati perjanjian rekonsiliasi, Korut tetap tidak terima hal tersebut dan mulai bertindak secara hati-hati.

Puncaknya, Korut menghancurkan kantor penghubung keduanya beberapa hari lalu, karena kemarahan atas tindakan aktivis di Korsel. Insiden ini membuat Menteri Unifikasi Korea Selatan Kim Yeon-Chul mengundurkan diri.

Adik dari Kim Jong Un sekaligus pejabat senior Partai Buruh yang berkuasa, Kim Yo Jong, bahkan memerintahkan militer untuk mengambil tindakan balasan selanjutnya untuk Korsel. KCNA melaporkan bahwa tentara negara juga sudah dimobilisasi perbatasan.

Menurut laporan BBC Internasional, Korut dan Korsel secara teknis masih berperang karena tidak ada kesepakatan damai yang tercapai ketika Perang Korea berakhir pada tahun 1953.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wabah Corona Bikin Korut & Korsel Mesra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular