Efek Covid-19

Setelah Mobil, Sepeda Motor Mau Banting Harga Juga?

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
20 June 2020 10:42
Pengunjung melihat motor Royal Enfield Classic 500 yang di pamerkan dalam gelaran Indonesia International Motor Show 2019 di JIExpo, Jakarta, Jumat (3/5/2019). Motor klasik retro dengab kapasitas mesin 500 cc ini dijual seharga Rp 98.400.000, harga tersebut sudah on the road untuk wilayah Jakarta.Motor ini ditopang oleh rangka single downtube dengan lonjakan torsi besar, 41.3Nm, dapat dihasilkan pada 4.000 rpm. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung melihat motor Royal Enfield Classic 500 yang di pamerkan dalam gelaran Indonesia International Motor Show 2019 di JIExpo, Jakarta, Jumat (3/5/2019). Motor klasik retro dengab kapasitas mesin 500 cc ini dijual seharga Rp 98.400.000, harga tersebut sudah on the road untuk wilayah Jakarta.Motor ini ditopang oleh rangka single downtube dengan lonjakan torsi besar, 41.3Nm, dapat dihasilkan pada 4.000 rpm. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sempat mengungkapkan soal rencana 'banting harga' mobil baru saat stok mobil menumpuk karena dampak pandemi covid-19. Pandemi dinilai sudah menghancurkan pasar mobil domestik sampai anjlok parah hingga 95% pada Mei 2020.

Tak hanya mobil, penjualan sepeda motor pun anjlok dalam 3 bulan terakhir, di mana stok di gudang lebih banyak daripada kondisi normal.

Untuk itu, produsen sepeda motor harus berputar otak mencari cara agar produknya bisa terjual dalam waktu cepat.

Sekjen Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Hari Budianto mengatakan, salah satu opsi yang muncul adalah dengan menurunkan harga atau diskon agar menarik kembali perhatian konsumen. Namun, langkah itu mungkin tidak bisa dilakukan oleh setiap perusahaan.

"Ini sangat tergantung strategi masing-masing produsen dalam me-manage stok dan melayani konsumen. Asosiasi tidak bisa mengaturnya," ujarnya kepada CNBC Indonesia, pekan ini.

Keputusan memang ada di masing-masing perusahaan, namun jika melihat tren penjualan motor yang kian anjlok, langkah itu bisa saja dilakukan. Sebagai contoh, penjualan motor nasional anjlok hingga 75% pada April 2020 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Sejumlah tipe kendaraan yang sebelumnya menjadi unggulan diharapkan bisa kembali andalan untuk menaikkan permintaan motor.

"Saya kira matic masih jadi incaran karena memang jenis motor ini praktis dikendarai," sebut Hari.

Sebagai informasi, Tim Riset CNBC Indonesia mencatat, pada 2019 penjualan sepeda motor domestik mencapai 6.487460 unit. Data tersebut diperoleh dari Kementerian Perindustrian. Artinya dalam kurun waktu 8 tahun penjualan motor dalam negeri telah turun 19%. 




Tahun lalu penjualan sepeda motor domestik hanya tumbuh 1,6% dibanding tahun sebelumnya. Asosiasi industri (AISI) memperkirakan volume penjualan sepeda motor untuk tahun 2020 masih di angka 6,4 juta unit.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Leasing Makin Ketat, Penjualan Motor Babak Belur Drop 75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular