
Taspen Life Caplok Jiwasraya Putra, Nasib Nasabah Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha PT Taspen (Persero) yakni PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) resmi mencaplok 70% saham PT Jiwasraya Putra, anak usaha yang didirikan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) atau JS.
"Taspen Life memenangkan bidding Jiwasraya Putra di mana Taspen Life akan memiliki 70% dari saham Jiwasraya Putra dan 30% lainnya dimiliki BTN [PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN]," kata Dirut Taspen Antonius Steve Kosasih kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/6/2020).
Namun Steve menggarisbawahi, aksi perseroan ini tak terkait skema penyelamatan Jiwasraya yang tengah bermasalah karena memiliki kewajiban kepada para nasabahnya. Menurutnya Jiwasraya Putra adalah perusahaan yang tidak memiliki masalah.
"Jiwasraya Putra adalah perusahaan clean and clear yang tidak memiliki bad debt, malah sama sekali tidak memiliki debt, memiliki cash flow [arus kas] sehat, dan memiliki kerja sama Asuransi Jiwa Kredit untuk KPR [kredit pemilikan rumah] dan KPA [kredit pemilikan apartemen] termasuk KPR/KPA Bersubsidi dan Bancassurance dengan Bank BTN," paparnya.
"Seluruh pembelian ini menggunakan dana kelolaan investasi yang hanya sebagian kecil dari total portofolio investasi Taspen yang besarnya lebih dari Rp 250 trlliun," kata mantan Komisaris Utama PT Wika Realty ini.
Awalnya, Jiwasraya Putra ini dibentuk oleh beberapa pemodal yakni Bank BTN, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel (anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM), dan PT Pegadaian (Persero).
Jiwasraya Putra ini nantinya akan mengakuisisi nasabah ritel milik Jiwasraya dan pada akhirnya diharapkan mampu membayar klaim dari seluruh nasabah.
Tahun lalu, Kementerian BUMN bahkan menyebut bahwa valuasi Jiwasraya Putra bernilai sekitar Rp 9 triliun yang akan dilepas kepada sejumlah investor strategis guna menyelamatkan perusahaan warisan Belanda yang berdiri sejak 31 Desember 1859 itu.
Dalam kaitan dengan penyelamatan Jiwasraya, pemerintah pun terus berupaya menyelamatkan Asuransi Jiwasraya dari belitan utang kepada para pemegang polisnya. Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah dengan mengalihkan portofolio Jiwasraya kepada entitas asuransi baru.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), Robertus Bilitea, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV. BPUI adalah Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan.
Robertus mengatakan, nantinya anak usaha Jiwasraya yang akan mengambil alih portofolio polis perusahaan tersebut. Anak usaha ini kemudian akan dikelola oleh BPUI.
"Skemanya yang saat ini dibahas adalah kami memakai pola yang namanya bridge bank, pola yang dikenal di industri perbankan. Bridge bank adalah menyelamatkan institusi keuangan yang mengalami kesulitan finansial terutama di permodalan dengan memindahkan aset portofolio kepada satu usaha baru, dengan harapan para pemegang polis beserta asetnya di perusahaan baru itu yang akan dapat diselamatkan pemegang saham baru," kata Robertus.
Dia menyebutkan, rencana penyelamatan ini dilakukan dengan kerja sama manajemen Jiwasraya bersama dengan BPUI dan pihak ketiga.
"Akan berada di bawah BPUI. Ini sudah menjadi pembahasan yang panjang dari Kementerian BUMN, Jiwasraya, dan BPUI," imbuh dia.
Menurut dia, semua ini menjadi salah satu hal yang bisa dilakukan untuk melindungi para pemegang polis di Asuransi Jiwasraya.
Sebelumnya Kementerian BUMN merumuskan tiga skema penyelamatan Asuransi Jiwasraya yang tahun ini punya beban gagal bayar kepada nasabahnya mencapai Rp 16 triliun. Tiga skema tersebut yakni dana internal (bail in), dana talangan pemerintah (bail out), dan likuidasi.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jiwasraya, Asabri & Taspen, Siapa yang Positif Kinerjanya?
