2020 Penuh Konflik, Giliran India vs China, Bisa WW III?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 June 2020 16:18
Penembakan Helikopter di Suriah. (AP Photo/Ghaith Alsayed)
Foto: Penembakan Helikopter di Suriah. (AP Photo/Ghaith Alsayed)

Tema global 2020 tidak hanya seputar pandemi corona. Namun juga tensi geopolitik. Dimulai dengan tewasnya Jenderal Karismatik Iran Qassem Soleimani yang terbunuh dalam perjalanan menuju bandar udara internasional Baghdad oleh pesawat nirawak AS pada awal tahun. Kala itu Iran sempat membalas AS dengan menghujani markas militer AS di Iraq dengan roket.

Tensi geopolitik lain juga terjadi antara India dengan Malaysia. India tidak terima atas kritik mantan Perdana Menteri Negeri Jiran Mahathir Mohamad soal konflik Kashmir dan undang-undang kewarganegaraan India yang baru. Aksi ini sempat berujung pada boikot sawit Malaysia.

Tensi geopolitik AS-China kembali naik ketika pandemi yang terjadi akibat virus corona mulai merebak ke berbagai negara dan AS menjadi negara yang warganya paling banyak terinfeksi.

Ekonomi AS jatuh dan Presiden Donald Trump tak terima. Mantan taipan AS itu pun menyalahkan China atas pandemi yang terjadi. AS juga menaruh kecurigaan atas asal muasal virus tersebut. 

Ketegangan antara keduanya semakin menjadi ketika China meloloskan RUU keamanan nasional untuk Hong Kong yang dinilai mencederai prinsip satu wilayah dua sistem. AS yang makin geram berbagai langkah dan ultimatum keras seperti sanksi ekonomi bahkan sampe menunjukkan taringnya dengan mengirimkan personel militernya ke Laut China Selatan.

AS juga menekan untuk melakukan investigasi terkait asal mula virus yang pertama kali merebak di Wuhan China itu. Usulan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak salah satunya Australia. China pun menjadi geram dan menarget Negeri Kangguru dengan menerapkan bea masuk terhadap impor barley-nya.

Saat pandemi merebak, harga minyak jatuh bahkan sempat memasuki teritori negatif. Perbedaan pendapat terkait opsi pemangkasan output juga sempat membuat Arab Saudi dan Rusia bersitegang walau akhirnya melunak untuk kepentingan bersama.

Belum genap satu semester berlalu, sudah banyak sekali ketegangan yang terjadi. Baru-baru ini yang banyak menjadi pemberitaan selain konflik India dengan China adalah ketegangan Korea Selatan (Korsel) dengan Korea Utara (Korut).

Hubungan keduanya kembali retak setelah Korut menghancurkan gedung penghubung antara kedua negara. Korut mengaku kecewa karena Korsel dinilai membiarkan pembelot Korut melakukan aksi provokasi di perbatasan.

Ada banyak disintegrasi yang terjadi di tahun ini. Kondisi ekonomi dan geopolitik global jauh dari kata 'adem ayem'. Pandemi corona bukanlah pemicu utama dari berbagai tingginya tensi geopolitik yang ada. Namun tragedi kemanusiaan tersebut seolah menjadi katalisator berbagai ketegangan yang terjadi.

Hal yang ditakutkan adalah ketika banyak letupan konflik terjadi secara regional dan tak menemukan resolusi, dikhawatirkan gesekan akan terjadi di medan tempur dan bisa memicu pecahnya perang dunia ketiga (WW III). Semoga saja tidak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular