Internasional

China Vs India Panas! Saling Tuduh di Perbatasan Himalaya

Thea F, CNBC Indonesia
08 September 2020 18:50
Tenzin Tsundue, an exile Tibetan activist burns a Chinese national flag during a one-man protest in Dharmsala, India, Thursday, June 18, 2020. Tsundue, said he was burning the flag as a symbolic protest against Chinese invasion of Indian territory and its continued occupation of Tibet. Twenty Indian troops were killed in a clash with Chinese soldiers in the Galwan Valley area Monday night that was the deadliest conflict between the sides in 45 years. (AP Photo/Ashwini Bhatia)
Foto: Tenzin Tsundue, seorang aktivis Tibet di pengasingan membakar bendera nasional China dalam satu protes di Dharmsala, India. (AP/Ashwini Bhatia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan China dan India kembali memanas. China menuduh pasukan India melintasi perbatasan Himalaya yang disengketakan secara ilegal, dan melepaskan tembakan peringatan provokatif kepada tentara yang berpatroli.

Militer China mengatakan tentaranya "dipaksa untuk mengambil tindakan balasan", meskipun tidak jelas siapa mereka.

Namun India menolak tuduhan tersebut dan balik menuduh pasukan China, mengatakan mereka menembak ke udara selama pertarungan di wilayah dataran tinggi Ladakh.

India mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mencoba mendekati posisi India dan "menembakkan beberapa peluru ke udara dalam upaya untuk mengintimidasi pasukannya sendiri".

"Pada tahap apa pun tentara India tidak melanggar Garis Kontrol Aktual (LAC) atau menggunakan cara agresif apapun, termasuk menembak," kata pernyataan dari militer India, sebagaimana dikutip dari BBC International.

Jika tuduhan penembakan benar terjadi, ini akan menjadi yang pertama kali dalam 45 tahun penembakan dilakukan di sana.

Perjanjian tahun 1996 antara kedua negara melarang penggunaan senjata api dan bahan peledak dari Garis Kontrol Aktual (LAC), sebagaimana diketahui perbatasan yang disengketakan, meskipun tentara telah bentrok di sana sebelumnya.

Menurut media pemerintah China Global Times, pasukan India telah "secara ilegal melintasi LAC ke wilayah pegunungan Shenpao dekat tepi selatan Danau Pangong Tso", mengutip kolonel senior Zhang Shuili, juru bicara PLA.

Tindakan India "secara serius melanggar kesepakatan terkait yang dicapai oleh kedua belah pihak, memicu ketegangan di kawasan... dan sifatnya sangat keji", kata Zhang.

Tetapi pernyataan India menambahkan bahwa tentara "berkomitmen untuk menjaga perdamaian", menambahkan bahwa mereka juga "bertekad untuk melindungi integritas dan kedaulatan nasional dengan segala cara".

Zhang juga meminta pihak India untuk "segera menghentikan gerakan berbahaya, menarik personel yang melintasi LAC... dan menghukum orang yang melepaskan tembakan provokatif".

Konfrontasi yang tegang itu terjadi hanya satu hari setelah militer India memberitahu pejabat China tentang laporan bahwa ada lima warga sipil India yang diculik oleh pasukan China dari daerah dekat perbatasan yang disengketakan.

Ketegangan meningkat pada bulan Juni ketika 20 tentara India tewas dalam pertempuran sengit dengan pasukan China. Outlet media lokal kemudian mengatakan bahwa tentara telah "dipukuli sampai mati".

Pada Agustus, India menuduh China memprovokasi ketegangan militer di perbatasan dua kali dalam satu minggu. Kedua tuduhan itu dibantah oleh China, yang mengatakan bahwa masalah perbatasan "sepenuhnya" adalah kesalahan India.

LAC sendiri dibatasi dengan buruk. Keberadaan sungai, danau, dan lapisan salju membuat garis bisa bergeser.

Para prajurit di kedua negara, mewakili dua tentara terbesar di dunia, bertatap muka di banyak titik. India menuduh China mengirim ribuan pasukan ke lembah Galwan di Ladakh dan mengatakan China menduduki 38.000 km persegi wilayahnya.

Beberapa pembicaraan dalam tiga dekade terakhir juga gagal menyelesaikan sengketa perbatasan. Sebagai informasi, China dan India hanya pernah berperang satu kali, yakni pada tahun 1962.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geger! Tentara China & India Baku Hantam, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular