
Ngamuk 20 Tentara Tewas, Boikot China Membara di India

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarahan atas tewasnya 20 tentara India oleh pasukan China di perbatasan Himalaya, terjadi di negeri Bollywood. Bahkan warga India, sebagaimana ditulis The New York Times, turun ke jalan menyerukan aksi protes meminta pemboikotan China.
Massa menghancurkan televisi buatan China di jalan dan menginjak-injak foto presiden China Xi Jinping. Seorang menteri di pemerintahan bahkan menyerukan restoran-restoran China ditutup.
"Kita harus melukai China dengan seribu luka. Kita perlu memukul mereka di tempat yang paling menyakitkan, dan itu, ekonomi," kata seorang warga bernama Ranjit Singh seraya menyerukan boikot produk China dikutip Kamis (18/6/2020).
Sementara itu seorang guru di wilayah Ladakh bernama Sonam Joldan menegaskan pembunuhan tentara tak bisa dimaafkan, "India tidak dapat meyaksikan agresi China berlangsung selamanya," tegasnya.
Pejabat lainnya mengatakan sejumlah kontrak dengan perusahaan China akan ditinjau kembali. Ketegangan kedua negara mencapai puncaknya pada Senin di kawasan Lembah Galwan, Himalaya.
Bagi India kawasan sengketa ini masuk di kawasan ladakh. Sedangkan bagi China kawasan itu disebut Aksai Chin, Xinjiang.
Sementara itu, para jenderal India dan China bertemu kemarin untuk membahas eskalasi kedua negara. Meski demikian, media itu mengatakan pasukan China belum juga mundur dari area sengketa.
![]() An Indian army soldier guards atop one of the vehicles as an army convoy moves on the Srinagar- Ladakh highway at Gagangeer, north-east of Srinagar, India, Wednesday, June 17, 2020. Indian security forces said neither side fired any shots in the clash in the Ladakh region late Monday that was the first deadly confrontation on the disputed border between India and China since 1975. China said Wednesday that it is seeking a peaceful resolution to its Himalayan border dispute with India following the death of 20 Indian soldiers in the most violent confrontation in decades. (AP Photo/Mukhtar Khan) |
Meski tak diperkenankan menggunakan senjata api, bentrok terus terjadi di perbatasan dengan tangan. Namun pada Senin, analis militer India menyebut China menggunakan pentungan bertabur paku untuk melukai tentara India.
Kemarin, beberapa tentara India yang terbunuh juga diberikan ritual khusus. Sejumlah warga hadir untuk memberikan penghormatan.
Sementara itu, pimpinan redaksi media nasional China mengatakan India telah salah dalam menilai China dan perlu sadar diri. Hal ini diutarakan Editor-in-Chief Global Times Hu Xijin, dalam sebuah video singkat yang diposting di Twitter media tersebut, Jumat (19/6/2020).
"Mereka berpikir bahwa karena India telah menjadi kekuatan yang kuat, dan Amerika Serikat secara strategis telah menarik India ke sisinya, negara ini sekarang memiliki modal untuk menjadi tangguh dalam perselisihan dengan China," katanya.
"Beberapa orang India bahkan dengan arogan percaya bahwa India sekarang mampu mengalahkan China dalam konflik militer. India perlu sadar diri."
![]() ADDS THE LOCATION DETAILS - This satellite photo provided by Planet Labs shows the Galwan Valley area in the Ladakh region near the Line of Actual Control between India and China Tuesday, June 16, 2020. A clash high in the Himalayas between the world’s two most populated countries claimed the lives of 20 Indian soldiers in a border region that the two nuclear armed neighbors have disputed for decades, Indian officials said Tuesday. (Planet Labs via AP) |
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ratusan Tentara China & India Terlibat Bentrok, kok Bisa?
