
Panas ke China, India Minta Rusia Segera Kirim Rudal S-400

Jakarta, CNBC Indonesia - India mendesak Rusia untuk mempercepat pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-400. Menurut laporan media Rusia Sputnik, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menegaskan ini di depan Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov.
Permintaan ini terjadi di tengah makin panasnya hubungan antara India dengan China terkait Lembah Galwan di perbatasan Himalaya. Keduanya bahkan sempat terlibat bentrokan yang menyebabkan 20 tentara India tewas.
Singh mengatakan India dan Rusia sudah menyelenggarakan diskusi yang sangat positif. "Saya telah diyakinkan bahwa kontrak yang berlangsung akan dipertahankan dan bukan itu saja, dalam sejumlah kasus akan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat," tegasnya dalam pertemuan Selasa (23/6/2020).
Dikutip dari South China Morning Post Kamis (24/6/2020), jika India memiliki S-400, negara itu bisa mengkombinasikannya dengan pesawat yang dirancang untuk pertempuran di dataran tinggi. Maka sistem pertahanan New Delhi dapat menimbulkan ancaman bagi militer China.
"Meningkatnya ketegangan antara China dan India akibat sengketa perbatasan mendorong New Delhi untuk meningkatkan pertahanan udara guna menyamai Beijing," kata Collin Koh, Peneliti dari Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.
Saat ini, baik China dan India memiliki sistem rudal pertahanan udara S-300. Tetapi China sudah memiliki sistem pertahanan udara S-400 yang lebih canggih terlebih dahulu.
Sistem ini dikirim ke China dengan pengiriman terakhir pada akhir 2018 lalu. Rusia mengklaim S-400 adalah sistem pertahanan udara mutakhir yang dapat mendeteksi dan menembak sasaran termasuk rudal balistik, jet musuh, serta drone hingga sejauh 600 km, pada ketinggian antara 10 meter dan 27 km.
India seharusnya menerima pengiriman sistem rudal senilai US$ 5,2 miliar (Rp 74,1 triliun) pada Desember 2021. Pengiriman baru bisa dilakukan tahun depan karena alasan pandemi Covid-19.
Perseteruan antara China dan India di wilayah perbatasan itu sudah terjadi sejak 1962 atau lebih dari 50 tahun lalu. Setelah terakhir memakan korban 4 tentara India di tahun 1975, korban jiwa baru terjadi lagi sekarang.
Pertikaian perbatasan antara Cina dan India terakhir berkobar pada tahun 2017, ketika tentara India dan Tentara Pembebasan Rakyat mengalami kebuntuan selama dua bulan atas pembangunan jalan China di Doklam, dekat daerah perbatasan yang diklaim oleh Beijing dan Bhutan sebagai sekutu India.
Konfrontasi kedua negara di Lembah Galwan pada pekan lalu menjadi insiden yang terburuk dalam beberapa dasawarsa. Sebab sebanyak 20 tentara India terbunuh di bagian wilayah Ladakh yang disengketakan di Kashmir.
Sebenarnya perbatasan negara China dan India sudah dibatasi oleh Garis Kontrol Aktual (LAC), namun tidak ada yang mengakui ini. Ketegangan kedua negara atas perbatasan ditakutkan akan mempengaruhi komoditas.
Menurut mantan pejabat militer India, pembangunan jalan dan jalur udara oleh India menjadi penyebab bentrokan tersebut. India membangun jalan di lembah Galwan yang menghubungkannya ke pangkalan udara Daulat Beg Oldi.
China menduga pembangunan infrastruktur yang dilakukan India di sepanjang LAC ini berbahaya. Terutama untuk kawasan Aksai Chin yang jadi bagian China, yakni provinsi Xinjiang dan Tibet.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ratusan Tentara China & India Terlibat Bentrok, kok Bisa?