Internasional

China Sebut India Provokator, Jet Tempur Pantau Galwan

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 June 2020 11:08
An Indian army soldier guards atop one of the vehicles as an army convoy moves on the Srinagar- Ladakh highway at Gagangeer, north-east of Srinagar, India, Wednesday, June 17, 2020. Indian security forces said neither side fired any shots in the clash in the Ladakh region late Monday that was the first deadly confrontation on the disputed border between India and China since 1975. China said Wednesday that it is seeking a peaceful resolution to its Himalayan border dispute with India following the death of 20 Indian soldiers in the most violent confrontation in decades. (AP Photo/Mukhtar Khan)
Foto: Tentara India menjaga di jalan raya Srinagar-Ladakh di Gagangeer, timur laut Srinagar, India (AP/Mukhtar Khan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jet tempurĀ India terbang di atas perbatasan denganĀ China di pegunungan Himalaya, Rabu (24/6/2020). Area ini menjadi tempat bentrok antara militer India dan China 15 Juni lalu, yang menewaskan 20 tentara India.

Sebagaimana dilaporkan Al-Jazeera, jet tempur India lepas landas dari pangkalan militer di Leh, kota utama India di wilayah Ladakh. Ladakh adalah kawasan yang diakui India sebagai bagian wilayahnya, namun di wilayah ini ada kawasan yang di klaim China sebagai Aksai Chin bagian provinsi Xinjiang.



Bukan hanya itu, pos penjagaan utama di luar Leh juga dikabarkan dipenuhi militer. Warga melaporkan ada antrean panjang truk militer dn artileri di jalan-jalan kawasan itu.

"Kami memiliki kekuatan yang lebih baik sekarang, di dearah itu," kata seorang pejabat Komando Utara, bagian dari tentara India, dikutip AFP.

Kedua negara bersengketa di Lembah Galwan. Sebelumnya perbatasan kedua negara dibagi oleh Line of Control (LAC), meski tak pernah diakui India maupun China.

Indians burn an effigy of Chinese President Xi Jinping during a protest against China in Ahmedabad, India, Thursday, June 18, 2020. Twenty Indian troops were killed in a clash with Chinese soldiers in the Galwan Valley area Monday night that was the deadliest conflict between the sides in 45 years. (AP Photo/Ajit Solanki)Foto: Orang India membakar patung Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam sebuah protes terhadap China di Ahmedabad, India (AP/Ajit Solanki)
Indians burn an effigy of Chinese President Xi Jinping during a protest against China in Ahmedabad, India, Thursday, June 18, 2020. Twenty Indian troops were killed in a clash with Chinese soldiers in the Galwan Valley area Monday night that was the deadliest conflict between the sides in 45 years. (AP Photo/Ajit Solanki)



Sementara itu, dalam sebuah peryataan di sosial media, China mengatakan bentrokan diprovokasi India. Kementerian Pertahanan China kembali menegaskan bahwa langkah-langkah defensif diambil militer hanya untuk melindungi kedaulatan nasional dan integritas teritorial.

"Tanggung jawab sepenuhnya tidak berada di pihak China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian Rabu.

"Tindakan sembrono oleh militer India secara serius melanggar perjanjian yang ditandatangani antara kedua negara dan secara serius melanggar prinsip dasar hubungan internasional. Mereka pada dasarnya jahat dan konsekuensinya sangat parah," kata Zhao.



Pemberitaan ini muncul setelah Senin (22/6/2020) kedua negara diberitakan Reuters sepakat menarik diri pasukan. Seorang sumber pemerintahan India menegaskan pejabat militer senior sudah bertemu.

Konflik India dan China sudah terjadi sejak 1960-han. Akibat bentrok 15 Juni, India mengkaji bokiot dan pengurangan pada impor asal China.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Setelah AS & Australia, China Bertikai dengan India?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular