Jika China-India Perang, Xiaomi & Oppo Cs Jadi Korban?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
18 June 2020 15:45
ADDS THE LOCATION DETAILS - This satellite photo provided by Planet Labs shows the Galwan Valley area in the Ladakh region near the Line of Actual Control between India and China Tuesday, June 16, 2020. A clash high in the Himalayas between the world’s two most populated countries claimed the lives of 20 Indian soldiers in a border region that the two nuclear armed neighbors have disputed for decades, Indian officials said Tuesday. (Planet Labs via AP)
Foto: Lembah Galwan di wilayah Ladakh, India, yang menjadi titik pertempuran militer India dan China beberapa waktu belakangan (Planet Labs via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan India dan China kembali memanas dan berpotensi menjadi perang karena perbatasan Himalaya. Jika kondisi buruk ini terjadi maka perusahaan teknologi seperti Xiaomi, Oppo dan Alibaba akan menjadi korban?.

Hubungan India dengan China dalam bidang teknologi memang cukup erat. Raksasa teknologi China sudah menyuntikkan miliaran dolar AS ke startup India. Vendor smartphone China juga merajai pasar ponsel India.

Lembaga khusus India untuk hubungan global, Gateway House mencatat investor China telah menyuntikkan dana sebesar US$4 miliar atau setara Rp 56 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) sejak 2015.

Gateway House juga mencatat dari 30 startup unicorn India (bervaluasi di atas US$1 miliar) 15 lebih startup memiliki investor China. Contohnya Alibaba yang berinvestasi di startup e-commerce Snapdeal, dompet digital Paytm dan pengiriman makanan Zomato.

Huawei juga masih menjalankan program untuk membantu India membangun infrastruktur jaringan 5G untuk mendukung pertumbuhan cepat ekonomi digital India.

Pada industri smartphone, Berdasarkan data Counterpoint di kuartal I-2020 dari lima besar penguasa pasar empat di antaranya vendor ponsel China. Terbesar Xiaomi dengan pangsa pasar 30%, Vivo 17%, Samsung 16%, Realme 14%, Oppo 12%. Sisanya vendor ponsel lain sebesar 11%.

"Sejumlah perusahaan yang mengimpor spare part atau modal dari Tiongkok harus menemukan sumber alternatif dengan cepat jika ketegangan meningkat," kata Aneesh Srivastava, Head of Investment Star Health and Allied Insurance Co, Bloomberg News melaporkan, Kamis (18/6/2020).

Peneliti Gateway Amit Bhandari punya pandangan berbeda. India dan China saling membutuhkan dalam sektor teknologi. India menjadi kunci China untuk menjadi pemain dominan dalam persaingan teknologi global.

"China berharap bisa menjadi pemain dominan di pasar internet," ujar Amit Bhandari seperti dikutip dari CNN International.

"Saya tidak berpikir salah satu akan menjadi pecundang dalam hubungan ini, kedua negara telah mendapatkan keuntungan substansial dalam hubungan ini," terangnya.


(roy/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecinta Fitness, Ada Startup Buat Nge-gym Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular