
Daya Saing RI Melorot 8 Peringkat, RI Kalah Cepat?

Jakarta, CNBC Indonesia - IMD World Competitiveness Ranking 2020 baru saja dirilis, posisi Indonesia turun 8 peringkat dari posisi 32 menjadi 40 dari daftar tersebut.
Arturo Bris, Professor dari IMD mengemukakan bahwa dalam daftar laporan tersebut terlihat jelas negara-negara mana saja yang mampu memerangi pandemi dan menyelamatkan daya saing mereka.
Adapun negara yang masuk dalam daftar 5 besar peringkat tersebut antara lain Singapura, Denmark, Swiss, Belanda, dan Hong Kong. Sementara Indonesia, masih bercokol di papan tengah klasemen.
Padahal, dalam beberapa tahun ke belakang peringkat Indonesia menunjukkan progres perbaikan. Pada 2016, peringkat daya saing Indonesia berada di posisi 48, sebelum kemudian membaik di posisi 42 pada 2017.
Namun pada 2018, Indonesia turun satu peringkat menjadi di posisi 43. Pada 2019, pringkat Indonesia melompat ke 32, sebelum akhirnya kembali melorot ke posisi 40 dalam laporan yang dirilis tahun ini.
Staf Khusus Presiden Arif Budimanta tak memungkiri bahwa laporan tersebut menunjukkan seberapa cepat sebuah negara melakukan perubahan. Meskipun Indonesia juga melakukan upaya perubahan, namun tidak secepat yang dilakukan negara lain.
"Tentu ada negara-negara yang mengalami improvement cepat, ada negara yang mengalami improvement dengan cara linear," kata Arif saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Lantas, apakah upaya perubahan Indonesia masih kalah cepat dengan perubahan yang sudah dilakukan negara lain?
"Tidak lambat juga. Karena kalau kita lihat secara umum, peringkat kita ada di posisi menengah. Ini soal kompetisi satu sama lain," jelasnya.
Arif memandang, kondisi perekonomian setiap negara saat ini menghadapi gejolak yang tidak biasa. Pelemahan ekonomi yang terjadi di dalam negeri, sambung dia, pun juga dialami negara lain.
"Semua negara ada down side risk dari global maka pengaruhnya ke semua negara boleh dikatakan secara umum ekonomi performance-nya menurun," jelasnya.
Sebagai informasi, laporan IMD World Competitiveness menyebutkan bahwa Indonesia masih memiliki tantangan yaitu perlambatan ekonomi di semester I-2020. Selain itu, adanya lonjakan pengangguran dan tingkat kemiskinan karena ketidakpastian ekonomi.
"Strategi pemerintah yang tidak jelas untuk mendukung bisnis kecil karena kurangnya daya pemetaan UKM, dan adanya potensi krisis keuangan disebabkan meningkatnya jumlah pinjaman," tulis IMD World Competitiveness, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berulang kali meminta jajarannya untuk meningkatkan daya saing. Bahkan, kepala negara berkali-kali menyebut bahwa negara yang akan menjadi pemenang adalah negara yang cepat dan mampu beradaptasi dalam situasi apapun.
"Kita harus menyadari bahwa sekarang kita hidup dalam lingkungan global yang dinamis. Oleh sebab itu, kita harus cari model baru, nilai baru dalam mencari solusi dari tiap masalah yang kita hadapi," tegas Jokowi beberapa waktu lalu.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ambisi Jokowi Kalahkan Vietnam Bertarung Soal Daya Saing