Ada Cerita Sedih Ekonomi Loyo di Balik Turunnya Daya Saing RI

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
18 June 2020 20:48
50 negara dengan peringkat daya saing tertinggi 2018
Foto: Infografis/Daya Saing Tertinggi 2018/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Daya saing Indonesia menurut Institute for Management Development (IMD) mengalami kemerosotan yang tajam di tahun 2020. Daya saing di setiap aspek yang dievaluasi kompak turun tahun ini. 

Berdasarkan survei dan penilaian IMD, daya saing Indonesia tahun 2020 turun 8 peringkat menjadi ranking 40 dari 63 negara. Tahun lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-32. 

Sejak tahun 2016 sebenarnya peringkat daya saing Indonesia terus mengalami perbaikan. Indonesia menduduki peringkat ke-48 tahun 2016. Di tahun berikutnya RI naik ke peringkat 42. Tahun 2018 peringkat turun 1 setrip menjadi ranking 43. 

Tahun ini aspek-aspek seperti kinerja ekonomi, efisiensi pemerintah dan bisnis hingga infrastruktur mengalami penurunan yang tajam. Peringkat kinerja ekonomi RI turun 1 poin menjadi 26 tahun ini. 

Untuk aspek efisiensi pemerintah, Indonesia turun enam peringkat dari tahun lalu menjadi ranking 31 tahun ini. Sementara untuk aspek efisiensi bisnis, peringkat Indonesia turun 11 poin menjadi 31 tahun ini. Peringkat infrastruktur juga menurun menjadi 55 dari tahun sebelumnya yang berada di 53.

Dengan begitu Indonesia masih saja tetap tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand yang peringkatnya di atas RI. Singapura bahkan untuk dua tahun berturut-turut mencatatkan rekor sebagai jawara, tak hanya di Asia Tenggara tapi juga di dunia.

Dibalik turunnya daya saing RI ini, ada cerita sedih yang dialami oleh ekonomi Tanah Air. Di mata global, Indonesia terkenal dengan stabilitas makroekonominya. Pertumbuhan PDB tercatat berada di angka 5% dalam periode 2014-2019.

Namun cita-cita untuk membawa ekonomi meroket kini tersandung oleh merebaknya wabah corona (Covid-19) di dalam negeri. Hingga minggu ini, jumlah penderita Covid-19 di dalam negeri sudah mencapai lebih dari 40 ribu orang.

Untuk menekan penyebaran wabah, Indonesia lebih memilih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Mobilitas publik dibatasi. Padahal roda ekonomi sangatlah bergantung pada mobilitas barang, uang dan orang. Namun ini semua menjadi tersendat kala pandemi merebak di Tanah Air.

Dalam konferensi videonya hari ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menetapkan suku bunga acuan dipangkas 25 bps menjadi 4,25%. Lebih lanjut Perry mengatakan ekonomi RI pada 2020 diperkirakan tumbuh minimalis di rentang 0,9 - 1,9 %. 

Ekonomi RI yang terkenal stabil ternyata tak kuasa untuk menahan gempuran pandemi. Sebelum PSBB diterapkan saja konsumsi domestik yang menjadi tulang punggung Tanah Air tumbuh melambat. 

Jumlah karyawan yang dirumahkan dan terkena PHK meningkat. Tingkat inflasi rendah dan konsumen menjadi pesimis dalam memandang perekonomian. Daya beli masyarakat RI tergerus.

Pendapatan negara dari perpajakan tertekan, sementara beban yang diemban pemerintah terutama untuk memberikan stimulus dan bantuan sosial membengkak. Defisit anggaran diperkirakan melebar hingga 5% dari PDB.

Fokus pemerintah yang sebelumnya ke sektor infrastruktur kini beralih ke bagaimana menyelamatkan perekonomian melalui intervensi di sektor kesehatan, relaksasi pajak hingga bantuan untuk masyarakat yang terdampak. Proyek-proyek infrastruktur pun menjadi tertunda.

Melihat kondisi yang memprihatinkan seperti ini, menjadi wajar kalau daya saing Indonesia menjadi melorot. Wabah di Indonesia masih belum terlihat mencapai puncaknya hari ini. Jumlah pertambahan kasus per hari cenderung fluktuatif meningkat. 

Hari ini saja jumlah kasus bertambah lebih dari 1.300 dalam sehari. DKI Jakarta dan Jawa Timur menjadi dua wilayah yang berkontribusi besar menyumbang kasus terbanyak di dalam negeri. 

Jika wabah tak mencapai puncaknya di kuartal kedua tahun ini, Morgan Stanley sudah mewanti-wanti bahwa ekonomi RI membutuhkan waktu yang lama untuk bisa pulih. Bahkan bisa jauh lebih lama dibandingkan dengan negara-negara Asia non Jepang (AxJ) lainnya.

Jika ini terjadi dan respons kebijakan yang diambil masih tidak terlalu berdampak atau efektivitasnya rendah, bisa dipastikan daya saing Indonesia bisa lebih merosot lagi. Semoga saja tidak...

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ambisi Jokowi Kalahkan Vietnam Bertarung Soal Daya Saing

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular