Internasional

Alert! IMF Sebut Ekonomi AS Melambat Sangat Dalam di Q2

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
19 June 2020 10:16
imf
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut bahwa ekonomi Amerika Serikat (AS) di kuartal kedua (Q2) akan berkontraksi lebih parah daripada yang diprediksi sebelumnya.

Hal itu mungkin terjadi karena langkah penguncian (lockdown) di negara itu diberlakukan lebih lama dari yang diharapkan. Perlambatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang lebih dalam itu bahkan tetap diperkirakan akan terjadi meski AS telah mulai mengurangi pembatasan yang diberlakukannya untuk menekan penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

"Rinciannya akan tersedia ketika Dana Moneter Internasional merilis pembaruan World Economic Outlook pada 24 Juni," kata juru bicara lembaga itu, Gerry Rice, pada briefing rutin, Kamis (18/6/2020).

"Mengingat penguncian yang berkelanjutan, langkah pemulihan di ekonomi terbesar dunia itu bisa lebih lambat," katanya lagi, tanpa memberikan perkiraan yang pasti, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Sebelumnya pada bulan April IMF telah menerbitkan skenario kasus terbaik, di mana ekonomi AS diperkirakan akan berkontraksi 5,9% pada tahun 2020, namun akan rebound dan mencatatkan pertumbuhan 4,7% pada tahun 2021.

Sementara itu untuk ekonomi China, Rice mengatakan bahwa kinerja ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan mendapatkan momentum. Di mana data frekuensi tinggi menunjukkan adanya pemulihan investasi dan jasa yang lebih kuat dari perkiraan hingga Mei. Secara keseluruhan, keseimbangan risiko tetap pada sisi negatifnya, katanya.

Pada April, IMF memproyeksikan ekonomi China akan tumbuh 1,2% pada tahun 2020, dan pertumbuhan akan berlanjut pada tahun 2021 sebesar 9,2%.

Di sisi lain, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dan pejabat tinggi IMF lainnya memiliki pandangan pesimis atas pertumbuhan ekonomi dunia. Mereka mengatakan IMF kemungkinan akan merevisi ke bawah perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020, yang sebelumnya telah diperkirakan akan mencatatkan kontraksi 3%.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemulihan Lambat, Ekonomi AS Bakal Resmi Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular