
Selamatkan Diri Dari Gejolak AS Hingga China,RI Harus Gimana?
Jakarta, CNBC Indonesia- Amerika Serikat (AS) mencatatkan lonjakan inflasi menjadi 3,2% (yoy) pada Juli 2023. Angka ini naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3% (yoy).
Mengutip Trading Economics, Data Biro Statistik Ketenagakerjaan AS menunjukkan kenaikan inflasi AS menjadi yang pertama kali dalam setahun terakhir, setelah dalam 12 bulan berturut-turut mencatatkan penurunan indeks harga konsumen (IHK).
Ekonom Senior & Wakil Menteri Keuangan 2010-2014, Anny Ratnawati mengatakan selain dampak perlambatan ekonomi China, Indonesia juga harus mewaspadai efek kenaikan inflasi AS. Sebagai salah satu mitra dagang besar bagi Indonesia, tekanan inflasi AS tentu saja akan berdampak pada kinerja neraca dagang RI-AS dan ekonomi RI.
Anny menilai pentingnya Indonesia untuk menjaga kestabilan net ekspor-impor antara RI-AS melalui perluasan pasar ekspor dan penyerapan pasar domestik terkait Industri Tekstil dan Produk Tekstil (Industri TPT) dan Alas Kaki.
Seperti apa evaluasi ekonom terhadap dampak gejolak ekonomi AS ke Indonesia? dan bagaimana upaya RI menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah sentimen global? Selengkapnya simak dialog Safrina Nasution dengan Ekonom Senior & Wakil Menteri Keuangan 2010-2014, Anny Ratnawati dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Jum'at, 11/08/2023)
-
1.
-
2.
-
3.