
Memo ke Karyawan, HSBC Bakal PHK 35.000 Orang

Jakarta, CNBC Indonesia - HSBC kembali melanjutkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 35.000 pegawainya di tengah buruknya kinerja perusahaan akibat terdampak wabah virus corona (COVID-19).
Sebelumnya pada Maret, bank asal Inggris tersebut telah menunda rencana PHK. Alasannya adalah karena merasa PHK pada pekerja di tengah pandemi merupakan sebuah kesalahan.
Dalam sebuah memo yang dilihat oleh Reuters pada hari Rabu (17/6/2020), HSBC juga mengatakan akan melanjutkan pembekuan pada hampir semua perekrutan eksternalnya.
"Kami tidak bisa menunda pengurangan pekerja tanpa batas waktu - itu selalu merupakan pertanyaan 'bukan jika, tetapi kapan'," kata Kepala Eksekutif Noel Quinn dalam memo yang dikirim ke 235.000 staf bank di seluruh dunia tersebut.
Rencana PHK karyawan HSBC merupakan bagian dari program restrukturisasi yang lebih luas untuk memangkas biaya. Program restrukturisasi itu pertama kali diungkapkan perusahaan pada bulan Februari.
Selain PHK, program restrukturisasi HSBC juga termasuk rencana untuk menggabungkan perbankan swasta dan bisnis kekayaan, mengurangi bisnis ekuitas Eropa, dan mengurangi jaringan ritel Amerika Serikat (AS). Tujuan dari restrukturisasi adalah untuk menghemat biaya hingga US$ 4,5 miliar.
Quinn mengatakan bahwa bank kini harus melanjutkan program itu karena laba turun dan perkiraan ekonomi menunjukkan masa depan yang menantang. Lebih lanjut, Quinn menambahkan bahwa ia telah meminta eksekutif senior untuk mencari cara untuk memotong biaya di paruh kedua tahun ini.
"Kenyataannya adalah bahwa langkah-langkah dan perubahan yang kami umumkan pada Februari bahkan lebih penting hari ini," kata Quinn.
Menurut Reuters, nilai saham HSBC telah anjlok 27% sejak awal Maret. Hal itu memaksa bank untuk menyisihkan US$ 3 miliar dalam ketentuan pinjaman buruk (bad loan) dalam pendapatan kuartal pertamanya.
(res/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article HSBC Mau PHK 35 Ribu Karyawan