Orang Makin Tak Pede Naik Pesawat Saat Corona, Ini Sebabnya

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 June 2020 15:18
FILE PHOTO: Garuda Indonesia planes are seen on the tarmac of Terminal 3, Soekarno-Hatta International Airport near Jakarta, Indonesia April 28, 2017. REUTERS/Darren Whiteside
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapasitas penumpang pesawat yang terlalu padat justru bisa membuat penumpang pesawat tak pede menggunakan jasa penerbangan di kala pandemi covid-19. Apalagi berdasarkan survei para penumpang pesawat udara lebih memilih wait and see selama pandemi.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan skenario buruk yang menghantui industri penerbangan. 

"Riset menunjukkan 60-70% mereka yang biasa travelling mengatakan, i will wait and see. Kebayang kan kalau 60% ini menunda sampai 6 bulan? Bisa kebayang kan bahwa pesawatnya 60% akan grounded for the next 6 months. Ini sih kita bukan survival mood lagi, tapi mati suri," kata Irfan dalam acara Stadium Generale yang digelar oleh Binus University secara virtual, Selasa (16/6/20).

Dalam kondisi demikian, menurutnya sulit untuk kembali menggairahkan industri penerbangan. Dia memberikan contoh tentang salah satu maskapai yang telah menyatakan bangkrut.

"Ini mau hidup lagi, cara yang paling bagus ya seperti Thai Airlines, dibangkrutkan saja terus dihidupkan kembali. Jadi itu yang terjadi," bebernya.

Ia meminta banyak pengusaha penerbangan agar lebih bijak. Dia tak ingin maskapai bersikukuh menuntut agar penerbangan dibuka dengan 100% kapasitas.

"Saya sampaikan ke teman-teman di penerbangan, jangan ngotot 100% lah. This is not about us, ini bukan persoalan kita ngotot dengan teman-teman di Kemenhub. Begitu ini krisis, 100%, begitu dempet-dempetan di pesawat, yang terjadi masyarakat nggak confident dengan transportasi udara," tuturnya.

Jika masyarakat tak lagi percaya terhadap layanan penerbangan, menurutnya yang terjadi akan lebih parah. Upaya pemulihan di industri ini yang diramalkan berbagai pakar butuh waktu 2-3 tahun, terancam akan lebih panjang lagi.

"Jadi kita minta dukungan semua pihak. Kita lagi cari cara nih bagaimana caranya, kita duduk bertigaan di dalam satu pesawat tapi aman. Misalnya pakai pembatas, atau kita bilang lu jangan tengok kanan kiri, napasnya ditahan. Pokoknya kita cari cara orang merasa nyaman tapi juga aman. Kan naik pesawat terbang ini industri kebahagiaan. Jangan di dalam pesawat merasa nggak bahagia, merasa terdesak," urainya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Soroti Jutaan Orang Tak Lagi Naik Pesawat Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular