
Ampas Makanan hingga Plastik Impor Banjiri RI di Mei

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebutkan semua komponen impor Indonesia pada Mei 2020 mengalami kontraksi baik dibandingkan bulan sebelumnya maupun periode tahun sebelumnya.
Salah satunya yang turun cukup dalam adalah barang konsumsi tercatat hanya US$ 930 juta, anjlok 23,08% dibandingkan April 2020. Sedangkan dibandingkan Mei 2020 anjlok 39,83%.
"Barang konsumsi yang turun adalah mesin ac, jeruk mandarin dari China, buah kurma dan mesin cuci," ujarnya, Senin (15/6/2020).
Kemudian, impor bahan baku US$ 6,11 miliar, turun 34,6% (mtm) dan turun 43,03% (yoy). Adapun yang mengalami penurunan adalah part transmission portable receiver, raw sugar dan gandum.
Selanjutnya, impor barang modal US$ 1,39 miliar, turun 29,01% (mtm) dan turun 40% (yoy). Komoditas yang mengalami penurunan impor adalah radio telephone dan telegrafi, komputer dan perangkat mesin lainnya.
Secara kumulatif (Januari-Mei) 2020, total impor sebanyak US$ 60,15 miliar atau turun 15,55% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat US$ 71,22 miliar.
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Mei 2020 ditempati oleh China dengan nilai US$ 14,99 miliar, Jepang US$ 5,35 miliar dan Singapura dengan nilai US$ 3,51 miliar.
Berikut 10 golongan barang utama yang paling banyak di impor hingga Mei 2020:
1. Mesin dan peralatan mekanis US$ 9,13 miliar
2. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 7,34 miliar
3. Besi dan baja US$ 3,17 miliar
4. Plastik dan barang dari plastik US$ 3,14 miliar
5. Kendaraan dan bagiannya US$ 2,21 miliar
6. Bahan kimia organik US$ 2,21 miliar
7. Serealia US$ 1,41 miliar
8. Ampas/sisa industri makanan US$ 1,27 miliar
9. Barang dari besi dan baja US$ 1,22 miliar
10. Berbagai produk kimia US$ 1,18 miliar.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impor RI Anjlok Tanda Industri Tak Berjalan Normal