Neraca Dagang RI Mengkhawatirkan, IHSG Drop 1% Lebih

Redaksi, CNBC Indonesia
15 June 2020 13:48
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung terkapar lebih dari 1% pada saat perdangang sesi I dibuka. Hampir semusa saham unggulan terkoreksi, karena investor merespons buruknya data neraca dagang Indonesia pada Mei 2020. 

Hingga pukul 13.40 WIB drop 0,87% ke level 4.839,27, setelah sempat terkoreksi lebih dari 1% ke level 4.820,64. Harga saham-saham bank besar menjadi pemicu kejatuhan IHSG. 

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) drop 2,64% dan saham PT Bank Central Asia Tbk Drop 2,26%. Lalu saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) drop 3,8% dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) drop 2,45%. 

Sementara bursa di kawasan Asia juga terpantau mayoritas merah, Hang Seng Index di Bursa Hong Kong turun sebesar 0,62%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 3,47%, sedangkan STI Singapore juga terkoreksi 2,83%.

Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Data ekspor pada Mei 2020 menunjukkan angka yang kurang menggembirakan. Nilai ekspor pada periode tersebut mencapai US$ 10,53 miliar atau turun 28,95% dari Mei 2019. Penyebabnya ekspor migas turun 42,74% dan ekspor non migas turun 27,81%.

Sementara data impor per Mei 2020 mencatatkan nilai yang lebih dalam. Nilai impor mencapai US$ 8,44 miliar. Nilai impor ini anjlok hingga 42,20%

Berdasarkan data tersebut, maka neraca dagang Indonesia per Mei 2020 menunjukkan surplus US$ 2,09 miliar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor bakal minus 19,01%, sedangkan impor turun lebih dalam yaitu -24,55%. Dus, neraca perdagangan diproyeksi surplus US$ 405,85 juta.

Surplus perdagangan biasanya merupakan hal yang positif, karena menunjukkan devisa yang mengalir keluar untuk mengimpor terhitung lebih rendah dari devisa hasil ekspor pada periode yang sama. Namun untuk kasus Indonesia, surplus di tengah koreksi impor merupakan kabar yang negatif, karena mengindikasikan lesunya aktivitas bisnis di dalam negeri.

Penurunan IHSG hari ini terlepas dari datangnya sentimen positif dari Negeri Paman Sam alias Wall Street yang berakhir menguat pada penutupan Jumat (12/6/2020), setelah sehari sebelumnya merah membara akibat meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah negara dan proyeksi suram ekonomi Amerika Serikat (AS).


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular