
Awas! IHSG Rawan Anjlok ke Bawah 6.700 di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,18% menjadi 6731,63 pada perdagangan sesi I, Kamis (11/5/2023).
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 345 saham melemah, 182 saham menguat, sementara 184 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan transaksi mencapai Rp6,35 triliun dengan melibatkan 11,62 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 974.482 kali.
Sementara itu, secara year-to-date IHSG masih membukukan pelemahan sebesar 1,74%.
Secara sektoral, sektor energy menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai -2,30%. Kemudian disusul sektor basic material sebesar 1,84% dan technology sebesar 1,39%.
Ada lima saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan hari ini, berdasarkan bobot indeks poinnya sebagai berikut :
BBCA (-8,82)
BYAN (-7,66)
GOTO (7,62)
TLKM (-7.23)
BBRI (-6,12)
Kendati IHSG jatuh, sentimen pasar global terutama Amerika Serikat (AS) cenderung positif. Kemarin malam waktu Indonesia, rilis data inflasi AS periode April 2023 kembali melandai.
Inflasi AS berhasil melandai ke 4,9% secara tahunan (YoY), lebih baik dibandingkan periode sebelumnya dan ekspektasi pasar yang proyeksi tetap bertahan di 5% YoY.
Sedangkan untuk inflasi inti AS tetap bertahan di 5,5% YoY sama seperti bulan sebelumnya. Data inflasi yang melandai bisa menjadi pertimbangan the Fed agar tidak terlalu agresif di pertemuan FOMC mendatang.
Namun, perhatian cukup serius datang dari China karena rilis data inflasi terbaru per April 2023 malah turun ke 0,1% YoY, dibandingkan periode sebelumnya yang masih tumbuh 0,7% YoY dan ekspektasi pasar di 0,4% YoY.
Bahkan, secara bulanan China mengalami deflasi -0,1%. Ini menjadi perhatian karena China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia.
Analisis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada sesi I, IHSG membentuk tiga candle merah dalam chart dan menjebol support MA 20 (6.780) dan support krusial 6.742 dan 6.733.
Karenanya, IHSG rawan turun dan menguji support selanjutnya di level psikologis 6.700 dan 6.698.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
![]() Foto: Refinitiv |
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 34,30.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawah garis sinyal dengan kecenderungan melebar. Bar histogram juga masih di bawah teritorial negatif.
Di sesi II, IHSG berpotensi ditutup di zona merah dengan menguji support terdekat di 6.700 dan 6.698. Resistance terdekat berada di 6.742.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat