Internasional

Dua Korea Memanas, Korut Putus Hubungan dengan Korsel

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 June 2020 07:49
South Korean President Moon Jae-in and North Korean leader Kim Jong Un react during a car parade in Pyongyang, North Korea, September 18, 2018. Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS
Foto: Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengikuti konvoi mobil di Pyongyang. (Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Korea Utara memutuskan hubungan dengan Korea Selatan. Menurut AFP mengutip media Korut Korean Central News Agency (KCNA), langkah ini diambil setelah aktivis anti pemerintah Pyongyang yang berada di Korsel terus mengirimkan selebaran anti pemerintah Kim Jong Un di perbatasan.

Aturan ini berlaku Selasa (9/6/2020) pukul 12.00 waktu setempat. Hubungan yang terputus mencakup militer, persidangan termasuk jaringan komunikasi antara pemerintah pusat Korut dengan kantor kepresidenan Korsel, Blue House (Rumah Biru).

"Pyongyang sepenuhnya memutuskan dan menutup jalur penghubung antara pihak berwenang dari Utara dan Selatan, yang telah dipertahankan melalui kantor penghubung bersama," tulis media itu.

"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan Korsel dan tidak ada diskusi, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami."

Sebelumnya, Korut memang mengancam melakukan ini pekan lalu. Adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, yakni Kin Yo-jong, mengancam membatalkan semua perjanjian yang ditandatangani dengan Seoul.

Kecuali jika Korsel mampu menghentikan pengiriman selebaran oleh para aktivis. Ia menyebut pembelot Korut itu "sampah" dan pengkhianat.

"Pihak berwenang di Korsel akan dipaksa membayar mahal, jika mereka membiarkan situasi ini berlanjut sambil membuat banyak alasan," ujarnya dikutip dari Yoonhap.

"Jika mereka gagal mengambil langkah yang sesuai untuk tindakan tidak masuk akal ini, mereka harus bersiap dengan kemungkinan penarikan penuh (Korut) dari Kawasan Industri Kaseong ... atau membatalkan perjanjian di bidang militer Utara-Selatan."

"Jika benar-benar menghargai perjanjian Utara-Selatan dan memiliki keinginan untuk mengimplementasikannya secara utuh, mereka harus membersihkan "sampah" sebelum dengan sembarangan meniup trompet ke para pendukungnya," jelasnya lagi.

Sebelumnya di 2016 Korsel sempat menutup kompleks industri bersama karena program nuklir dan rudal Pyongyang. Di 2008, Korsel sempat menghentikan proyek bersama lain karena salah satu turis-nya tewas di tangan seorang oknum penjaga Korut.

Pernyataan ini merupakan ketiga kalinya dikeluarkan Kim Yo-jong tahun ini. Kim Yo-jong memiliki peran penting di Korut sebagai Wakil Direktur Departemen Pertama Komite Sentral Partai Buruh.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Lupakan Sebentar AS-China, Korut-Korsel Sedang Panas-panasnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular