Internasional

Adik Kim Jong Un Kirim Ancaman ke Korsel, Kenapa?

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
04 June 2020 09:30
FILE - In this March 2, 2019, file photo, Kim Yo Jong, sister of North Korea's leader Kim Jong Un attends a wreath-laying ceremony at Ho Chi Minh Mausoleum in Hanoi, Vietnam. In her first known official statement, Kim Jong Un on Tuesday, March 3, 2020, leveled diatribes and insults on South Korea for protesting over her country's latest live-fire exercises. Believed to be in her early 30s, Kim Yo Jong is in charge of propaganda affairs and has frequently appeared at her brother’s major public events including summits with U.S. President Donald Trump and other regional leaders. (Jorge Silva/Pool Photo via AP, File)
Foto: Kim Yo Jong merupakan putri bungsu dari Kim Il Sung dan adik dari Kim Jong Un (Jorge Silva/Pool Photo via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis antara Korea Utara dan Korea Selatan memasuki babak baru. Kali ini, adik perempuan Pemimpin Korut Kim Jong Un dikabarkan memberikan ancaman ke Korsel.

Sebagaimana ditulis The Korea Herald dari Yonhaap, Kim Yo-jong yang juga Wakil Direktur Departemen Pertama Komite Sentral Partai Buruh Korut, memperingatkan akan membatalkan perjanjian pengurangan ketegangan militer dan menutup proyek kawasan industri bersama.



Ini karena Seoul, tulis laporan tersebut, tidak menghentikan gerakan pembelot anti-Pyongyang. Para pemberontak Korut disebut terus mengirimkan selebaran anti pemerintahan Kim Jong Un.

"Pihak berwenang di Korsel akan dipaksa membayar mahal, jika mereka membiarkan situasi ini berlanjut sambil membuat banyak alasan," ujarnya sebagaimana disiarkan kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

"Jika mereka (Korsel) gagal mengambil langkah yang sesuai untuk tindakan tidak masuk akal ini, mereka harus bersiap dengan kemungkinan penarikan penuh (Korut) dari Kawasan Industri Kaseong ... atau membatalkan perjanjian di bidang militer Utara-Selatan."

Dalam kesempatan yang sama, perempuan itu pun menyebut kelompok pembelot Pyongyang sebagai "sampah". Ia meminta Korsel mengambil tindakan khusus dan tidak berlindung pada frase "kebebasan berekspresi".

"Jika benar-benar menghargai perjanjian Utara-Selatan dan memiliki keinginan untuk mengimplementasikannya secara utuh, mereka harus membersihkan "sampah" sebelum dengan sembarangan meniup trompet ke para pendukungnya," jelasnya lagi.

Kedua negara memiliki sejarah perselisihan yang panjang. Di tahun ini, kedua Korea terlibat ketegangan di perbatasan.

Di Oktober 2019, Korut juga mengancam menarik diri dari fasilitas yang dibangun bersama dengan Korsel di area Gunung Kumgang di Pantai Timur. Korut berujar akan membangun zona wisata internasional sendiri.



Sebelumnya di 2016 Korsel sempat menutup kompleks industri bersama karena program nuklir dan rudal Pyongyang. Di 2008, Korsel sempat menghentikan proyek bersama lain karena salah satu turisnya tewas di tangan seorang oknum penjaga Korut.

Pernyataan ini merupakan ketiga kalinya dikeluarkan Kim Yo-jong tahun ini. Media itu menulis, hal ini mensinyalkan semakin besarnya pengaruh perempuan itu dalam pengambilan keputusan di Korut terutama soal Korsel.

Maret, Kim Yo-jong juga membalas kritikan Korsel soal peluncuran proyektil jarak jauh negeri itu. Ia mengatakan negaranya hanya membela diri.

Ia juga berani mengeluarkan pernyataan balasan ke Presiden AS Donald Trump soal bantuan COVID-19. Ia memperingatkan Trump agar tak salah menilai hubungan pribadi kedua pemimpin negara.


[Gambas:Video CNBC]


















(sef/sef) Next Article Wabah Corona Bikin Korut & Korsel Mesra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular