Internasional

New Normal Korsel Mungkin Gagal, Kasus COVID-19 Naik Tajam

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 May 2020 07:15
People suspected of being infected with the new coronavirus wait to receive tests at a coronavirus screening station in Bucheon, South Korea, Thursday, May 28, 2020. South Korea on Thursday reported its biggest jump in coronavirus cases in more than 50 days, a setback that could erase some of its hard-won gains. Health officials warned that the resurgence is getting harder to track and social distancing and other steps need to be taken. (Yun Hyun-tae/Yonhap via AP)
Foto: Wabah Virus di Korea Selatan (AP/Yun Hyun-tae)
Jakarta, CNBC IndonesiaKorea Selatan menjadi contoh bagaimana new normal benar-benar harus dilakukan hati-hati dan mungkin sangat berisiko. Meski dinilai sebagai negara dengan kedisiplinan tinggi, kenaikan penderita COVID-19 pasca pelonggaran pembatasan sosial membuat masalah baru.

Ada dua kluster baru yang muncul di ibu kota negara Seoul. Per Sabtu (30/5/2020), Korsel mencatat 39 kasus baru, termasuk 27 transmisi lokal yang membuat jumlah kasus kini menjadi 11.441.

Meski perhitungan harian kemarin turun dari level tertinggi pada Kamis di mana ada 79 pasien baru, Korsel kini benar-benar waspada. Apalagi, kluster muncul di kota terpadat penduduknya, di mana lebih dari 50 juta populasi ada di sana.

Sebelumnya Jumat negara ini juga memberlakukan kembali pembatasan sosial hingga 14 Juni mendatang. Tak ada lagi area publik yang dibuka, kantor kembali diminta melakukan jam kerja fleksibel.



Sementara beberapa sekolah akan dibatasi. Warga kembali didesak menghindari kerumunan.

"Kami telah memutuskan untuk memperkuat semua tindakan karantina di wilayah metropolitan selama dua minggu mulai besok (Jumat 29/5/2020) hingga 14 Juni," kata Menteri Kesehatan Korsel Park Neung-hoo dikutip dari AFP.

"Dua minggu ke depan sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi di wilayah metropolitan," kata Park.

"Kita harus kembali ke jarak sosial jika kita gagal."

Bermula dari Itaewon
Kemunculan kluster Itaewon dimulai saat seorang pria yang dinyatakan positif COVID-19 ketahuan mengunjungi sebuah klub di Itaewon. Ini salah satu distrik kehidupan malam yang populer di Seoul, Korea Selatan.

Menurut AFP, pasien merupakan pria berusia 29 tahun asal Yongin, Gyeonggi. Ini sekaligus menjadi kasus infeksi pertama lokal yang dilaporkan setelah pembatasan resmi diakhiri.

Meski begitu, bagaimana dan di mana pasien tertular virus masih belum diketahui. Ini secara tidak langsung menimbulkan kekhawatiran bahwa virus bisa menyebar di masyarakat yang tidak terdeteksi.

Dia tidak memiliki kontak yang diketahui dengan pasien sebelumnya. Bahkan dia belum pernah melakukan kontak dengan siapa pun yang baru kembali dari luar negeri.

Sehari-hari, ia bekerja di sebuah perusahaan perangkat lunak di Seongnam. Ia mulai menunjukkan gejala demam tinggi dan diare lalu dia mengunjungi klinik setempat dan di tes COVID-19.

Menurut informasi, ia mengunjungi tiga klub malam di Itaewon selama liburan panjang di negara itu. Termasuk datang ke restoran, supermarket, klinik, toko dan farmasi.

Klub-klub Itaewon yang ia kunjungi memiliki beberapa ratus pengunjung. Sehingga ini membuat pemerintah waspada.

Pada Jumat kemarin, total kasus yang dikaitkan dengan Itaewon mencapai 266. Hal ini dicatat otoritas kesehatan setempat, KCDC.



Longgarnya Perusahaan E-Commerce
Kluster kedua adalah perusahaan e-commerce Coupang di Bucheon, Seoul Selatan. Kasus pertama terjadi Sabtu pekan kemarin.

Pengawas kesehatan Korsel mengatakan, kasus kemungkinan terkait dengan kluster Itaewon. Coupang adalah perusahaan online yang disupport Softbank Jepang.

Saat pembatasan sosial terjadi, lonjakan pesanan e-commerce terjadi di perusahaan ini. Banyak warga berbelanja dari rumah dan karyawan masuk seperti biasa.

"Diduga bahwa peraturan dasar (pencegahan COVID-19) tidak ditegakkan di gudang. Jika aturan karantina tidak diterapkan di tempat kerja, itu dapat menyebabkan hasil yang mengerikan dari infeksi massal," ujar Wakil Menteri Kesehatan Korsel, Kim Gang-lip.

Alhasil 3.600 orang diuji COVID-19. Kini sekitar 4.100 pekerja dan pengunjung kini melakukan isolasi mandiri. Hingga Jumat ada 102 kasus yang terhubung dengan Coupang.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Mengintip Anak-Anak Sekolah Korsel Beraktivitas New Normal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular