Anies Longgarkan PSBB Jakarta, Aman Gak Nih...?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 June 2020 11:23
Penyekatan di wilayah perbatasan Bekasi-Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/5/2020). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Penyekatan di wilayah perbatasan Bekasi-Karawang, Jawa Barat, Jumat (29/5/2020). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah hampir dua bulan Provinsi DKI Jakarta berada dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Seiring dengan penurunan kasus infeksi corona dan laju penularan, Gubernur Anies Rasyid Baswedan memutuskan untuk melonggarkan PSBB secara bertahap. Namun risiko munculnya gelombang kedua wabah masih harus diwaspadai.

Dalam paparannya, Anies mengumumkan PSBB Jakarta diperpanjang hingga akhir Juni. Namun perpanjangan PSBB kali ini merupakan masa transisi menuju kondisi yang aman, sehat dan produktif. 

"Kami di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta emutuskan untuk menetapkan status PSBB di DKI Jakarta diperpanjang dan menetapkan Juni sebagai masa transisi," kata Anies.

Dalam masa transisi ini, beberapa pembatasan aktivitas ekonomi yang memiliki manfaat besar dan luas tetapi risikonya minim mulai dilonggarkan. "Tapi hanya atas kegiatan yang memiliki satu manfaat besar bagi masyarakat. Kedua, ada efek risiko yang terkendali," tutur Anies.

"Bisa berhasil dengan baik, artinya tidak ada lonjakan kasus berarti semua indikator tunjukkan stabilitas maka bisa mask fase kedua pelonggaran di bidang-bidang yang lebih luas lagi."

Ada beberapa alasan mengapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara gradual mulai melonggarkan pembatasan. Setidaknya tiga indikator digunakan untuk menentukan pelonggaran yaitu epidemiologi, kesehatan publik dan fasilitas kesehatan.

Kemudian dari indikator-indikator tersebut dilakukan scoring untuk menentukan kebijakan apakah pelonggaran akan diambil atau tidak. Jika skor sudah mencapai rentang 70-100 maka pelonggaran sudah bisa diambil secara bertahap dengan tetap waspada terhadap lonjakan jumlah kasus. Total skor DKI Jakarta mencapai 76. Artinya pelonggaran secara bertahap PSBB dapat diambil. 

Skor masing-masing indikator untuk kebijakan pelonggaran PSBB di DKI Jakarta

Skor JakartaSumber : Dokumen Paparan Gubernur DKI Jakarta

Selain itu angka effective reproduction rate (Rt) di DKI Jakarta yang sudah di bawah 1 juga mendukung pelonggaran untuk diambil. Jika Rt=4, artinya satu orang berpotensi menularkan pada empat orang. Jika Rt<1, artinya potensi menularkan pada orang lain sudah hampir tidak ada.

Effective Reproduction Rate (Rt) DKI Jakarta dari Waktu ke Waktu

Effective Reproduction Rate (Rt) DKI Jakarta dari Waktu ke WaktuSumber : Dokumen Paparan Gubernur DKI Jakarta

Akhir pekan ini beberapa aktivitas yang sudah diperbolehkan kembali walau masih belum maksimal antara lain kegiatan ibadah rutin, fasilitas olahraga outdoor, mobilitas kendaraan pribadi dan angkutan umum masal. Untuk taman rekreasi akan dilonggarkan paling akhir di pekan ketiga Juni.

Aktivitas yang Dilonggarkan Selama Fase PSBB Transisi Fase I

Aktivitas yang Dilonggarkan Selama Fase PSBB TransisiSumber : Dokumen Paparan Gubernur DKI Jakarta

Untuk aktivitas yang melibatkan kerumunan masa lebih besar seperti sekolah kegiatan usaha layaknya bioskop, festival rakyat dan sederet aktivitas hiburan lain baru akan dilonggarkan pada fase II. Waktunya pun belum ditentukan dan tentatif tergantung hasil evaluasi tahap pertama.

Waktu pelonggaran pembatasan yang tidak tepat tentulah sangat membahayakan. Apalagi kalau sektor yang dipilih adalah sektor-sektor yang berisiko tinggi yang melibatkan kerumunan masa yang masif.

Berhubung vaksin efektif penangkal virus corona belum tersedia untuk publik dan masih dalam pengembangan, maka risiko terjadinya gelombang kedua wabah masih ada. 

Proses pengembangan vaksin paling cepat membutuhkan waktu paling cepat 12-18 bulan. Itu pun timeline-nya dikebut dan prosesnya banyak yang dijalankan secara paralel. Kalaupun vaksin sudah benar-benar tersedia, maka tantangan untuk mewujudkan vaksinasi global masih lah besar.

Jika berkaca pada pandemi Flu Spanyol pada 1918 lalu saat perang dunia pertama (PD I) meletus, maka gelombang kedua wabah yang terjadi dampaknya justru lebih besar dan masif. Angka kematian di AS dan Inggris saat gelombang kedua wabah melonjak signifikan.

Gelombang Kedua Wabah Flu Spanyol


Spanish FluSumber : Journal Plos One

Oleh karena itu berbagai metrik yang digunakan untuk menentukan pelonggaran PSBB seperti tren ODP, PDP, jumlah kasus baru, kematian, laju reproduksi relatif hingga fasilitas kesehatan publik masih harus dimonitor secara ketat.

Langkah lain yang juga harus ditempuh adalah melakukan tes corona secara lebih masif dan contact tracing perlu digalakkan untuk mendeteksi berbagai kemungkinan termasuk kasus yang gejalanya tak terdeteksi. 

Pelonggaran PSBB bukan berarti testing capacity diturunkan. Justru sebaliknya, kapasitas tes harus digenjot ditambah dengan pelacakan interaksi mengingat pelonggaran berarti mobilitas publik akan lebih masif dari periode saat pembatasan dilangsungkan.

Protokol kesehatan juga harus digalakkan di ruang-ruang publik seperti penggunaan masker saat keluar rumah, penerapan pola hidup higienis dengan mencuci tangan hingga rutin melakukan pengecekan suhu tubuh. 

Tidak ada yang bisa memastikan apakah gelombang kedua wabah akan datang atau tidak. Untuk itu upaya preventif harus digeber. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular