Kenapa New Normal Begitu Penting?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 June 2020 12:57
Penumpang KRL Bekasi Tes Swab Massal COVID -19
Foto: Penumpang KRL Bekasi Tes Swab Massal COVID -19. (AP/Achmad Ibrahim)
Perlambatan bahkan kontraksi ekonomi menggambarkan lapangan kerja yang menyusut. Akibatnya, angka pengangguran melonjak tajam.

Pada April, tingkat pengangguran di AS mencapai 14,7%, tertinggi sejak Perang Dunia II. Di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah pekerja yang dirumahkan atau mendapat 'vonis' Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) per 12 Mei adalah 1.722.958 orang.

Semakin tinggi jumlah pengangguran, maka kemiskinan akan mengikuti. Kajian Bank Dunia menyatakan, kebijakan social distancing bisa membuat setidaknya 49 juta orang di seluruh dunia terjerumus ke jurang kemiskinan ekstrem.

Bahkan kajian Andy Sumner dari King's College (London) lebih seram lagi. Apabila pendapatan per kapita global anjlok sampai 20% gara-gara social distancing, maka jumlah penduduk yang berada di tingkat kemiskinan ekstrem bisa mencapai 420 juta jiwa.


Hampir setara dengan populasi seluruh negara di Amerika Latin. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin per September 2019 adalah 24,79 juta jiwa. Turun dibandingkan Maret 2019 yang sebanyak 25,14 juta jiwa dan September 2018 yakni 25,67 juta jiwa.



Namun, pemerintah memperkirakan jumlah penduduk miskin bakal bertambah seiring perlambatan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini hanya 2,3%, maka jumlah penduduk miskin akan bertambah 1,89 juta orang. Kalau ekonomi Indonesia sampai terkontraksi -0,4%, maka penduduk miskin diperkirakan bertambah 4,86 juta orang.

Pilihannya yang ada memang sangat terbatas dan sulit. Social distancing memang bisa menyelamatkan ribuan bahkan jutaan nyawa. Namun jangan-jangan malah bakal merenggut lebih banyak nyawa karena orang-orang mati kelaparan. 



(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular