Dampak Covid-19

Bisnis Ini Belum Tentu Operasi Saat Ada New Normal

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
02 June 2020 14:58
foto/ keadaan pameran dari situs IPEX/ Istimewa
Foto: foto/ keadaan pameran dari situs IPEX/ Istimewa
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyelenggaraan event menjadi salah satu yang paling terdampak akibat wabah virus corona. Semua pameran yang mengumpulkan massa tidak mendapatkan lampu hijau perizinan sehingga harus tertunda hingga beberapa bulan ke depan.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), Hosea Andreas Runkat mengakui banyak event, terutama pameran yang terpaksa harus ditunda. Sehingga, banyak perusahaan yang bergerak di bidang event lebih pada posisi menunggu keputusan dari pemerintah

"Setahu saya, event yang cancel nggak ada. Posisi event reschedule ke semester dua, ada ke tahun depan. Karena kita sama-sama hindari cancel. Kalau cancel, besar kerugian, banyak deposit ilang. Kita arahkan reschedule. Sekarang posisinya numpuk event di semester dua. Ada beberapa akhirnya terlempar ke tahun depan," kata Andreas kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/6/2020).



Tersendatnya izin event mulai terasa sejak awal pengumuman virus corona masuk ke Indonesia atau awal Maret lalu. Kemudian izin makin sulit keluar memasuki momen pertengahan hingga akhir Maret. Andreas memperkirakan ada ratusan event yang terpaksa harus ditunda pelaksanaannya. "300 bisa sampai. Yang Jakarta aja berapa event, belum daerah juga," sebutnya.

Salah satu event pameran yang terkena dampak adalah Galeri Nasional Indonesia. Diperkirakan ada sekitar enam jadwal pameran yang harus disesuaikan dalam rentang antara bulan Maret hingga Juli mendatang. Imbasnya, penyesuaian ini sangat berdampak terhadap jadwal lainnya. Satu event memiliki durasi 20-30 hari.

"Jadwal yang terencana di tahun ini sampai pertengahan tahun depan yang dapat kami lakukan dengan menyesuaikan jadwal," sebut Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia, Zamrud Setya Negara.

Meski akan diterapkan skema new normal, namun pelaksanaan event pameran belum juga mendapat lampu hijau untuk dilaksanakan. Zamrud menyebut meski nantinya ada pelonggaran, namun event tidak bisa langsung dijalankan.

"Karena pengkondisian ulang segala macam, kita tunggu instruksi dari pemerintah. Sifatnya ketika kondusif baru dikondisikan dulu. Jadi ngga serta merta PSBB (pembatasan sosial berskala besar) lewat kita pameran, enggak. Dalam waktu dekat kita akan buat protokoler kesehatan bagi pegawai pengunjung," sebut Zamrud.

Mengintip Hong Kong dan Thailand

Hosea Andreas Runkat mengungkapkan saat ini pihaknya sedang mempelajari proses pembukaan event atau pameran yang ada di beberapa negara lain. Khususnya negara yang sudah menerapkan skema new normal.

"Kita coba cari masukan dari luar. Dari sisi pameran Hong Kong udah mulai wedding fair, kita lagi nanya ke mereka. Thailand mulai bulan ini. Pameran tetap batasannya ada. Kita lagi minta ke mereka untuk pengen tahu, mereka posisi udah diizinkan, nah yang mereka lakukan seperti apa," kata Andreas.

Ia menilai, protokol kesehatan yang diterapkan negara lain dalam menyongsong new normal bisa dijadikan modal bagi industri pameran dalam negeri dalam bersikap. Masukan dari Hong Kong dan Thailand bakal menambah referensi. Namun, Ia menyebut sejumlah negara lain pun sedang melakukan hal yang sama dengan pengusaha di Indonesia, yakni memantau situasi yang ada.

"Karena mereka sudah dapat (izinnya), Malaysia-Singapura kemungkinan mereka akan jalan di Juli. Tapi kalau saya liat, semua masih menunggu siapa yang mulai duluan. Dari yang mulai duluan, mereka akan melihat evaluasi. Makanya kalau dari Hong Kong udah jalan, harusnya kita udah bisa pakai contoh mereka," sebutnya.

Menurutnya, industri pameran bisa tetap berjalan pada the new normal, asalkan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ada. Diantaranya pembatasan jam masuk, misalnya dua jam sekali harus bergantian dengan pengunjung lainnya. Termasuk menerapkan sistem registrasi online.

"Pendataan KTP, itu dilakukan online. Kita udah sepakat jadi nggak ada registrasi di tempat. Semua registrasi online, jadi orang mau pameran harus registrasi," paparnya.

Dengan sistem ini, Ia menilai ada sisi positif yang akan diambil. Diantaranya soal seleksi pengunjung secara otomatis dilakukan. "Orang berusaha ke pameran mesti register. Kalau orang nggak terlalu niat, dia nggak akan register. Dulu orang niat ga niat datang aja. Sekarang orang yang benar liat pameran atau beli barang dia yang akan datang," paparnya.

Hingga kini, sinyal izin pembukaan event atau pameran belum terdengar dari pemerintah. Namun, itu tidak menjadi alasan bagi pelaku industri pameran untuk menyiapkannya sedari awal. "Makanya sambil nunggu, siapkan protokol dulu supaya waktunya diizinkan, kita udah siap. Jangan nanti ketika diizinkan, kita baru bikin protokol Covid-19 nya," kata Andreas.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Polemik Larangan Mudik & Kartu ATM Lama akan Diblokir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular