Inflasi Mei 2020

Harga Sembako Turun Saat Puasa-Lebaran, Bukti Daya Beli Turun

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 June 2020 12:27
suasana pasar tradisional ikan
Ilustrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ya, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat ekonomi berjalan tidak seperti biasanya. Sebab, aktivitas masyarakat dibatasi demi mempersempit ruang gerak penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

Di Indonesia. pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Peraturan Pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada akhir Maret. Kini, sudah lebih dari 20 daerah menerapkan kebijakan itu. PSBB mengamanatkan peliburan sekolah, bisnis non-esensial, pembatasan aktivitas di fasilitas umum, sampai pembatasan transportasi publik.


PSBB membuat permintaan domestik turun tajam karena masyarakat hanya #dirumahaja. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat kelesuan aktivitas ekonomi juga membuat pendapatan masyarakat turun sehingga kecenderungan konsumsi (prospensity to consume) pun menurun.

"Dari sisi supply, banyak terjadi perlambatan produksi karena PSBB menyebabkan kesulitan dalam mendapatkan bahan baku. Produksi juga turun karena pelemahan permintaan," kata Suhariyanto. 

Perlambatan produksi terkonfirmasi oleh data Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada Mei sebesar 28,6. Meski naik dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi masih jauh dari angka 50 yang menandakan dunia usaha belum melakukan ekspansi, yang ada malah kontraksi.

"Output terus menurun pada kisaran parah pada Mei, ditambah dengan penurunan substansial permintaan baru, yang sebagian disebabkan oleh penurunan tajam penjualan ekspor. Tingkat penurunan pada variabel tersebut sedikit berkurang dari kondisi April, tetapi menjadi yang tercepat kedua sepanjang survei yang dimulai pada April 2011," sebut keterangan tertulis IHS Markit.

Tidak hanya di sisi supply, demand juga masih mengalami kontraksi. Stok pasca produksi menumpuk karena barang, khususnya produk konsumsi, tidak terjual.


Oleh karena itu, pelemahan daya beli memang sudah tidak bisa dibantah lagi. Ini terlihat dari inflasi inti yang terus melambat.

Pada Mei, inflasi inti tercatat 0,06% MtM, terendah sejak Oktober 2011. Sementara secara YoY, inflasi inti pada Mei adalah adalah 2,65%, terendah sejak Februari 2018.



"Ini menjadi pekerjaan rumah, meningkatkan daya beli masyarakat. Semoga Covid-19 segera berlalu," ujar Ketjuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular