Selama Corona Masih Ada, Anda Berisiko Jadi Pengangguran
10 May 2020 10:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah satu kesatuan, tidak terpisahkan. Selama virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini masih merajalela, maka menjadi pengangguran adalah risiko yang sangat nyata.
Mengapa virus corona bisa membikin PHK?
Sebab virus ini menyebar dengan sangat cepat. Dalam waktu kurang dari lima bulan, virus corona sudah menginfeksi lebih dari 3,7 juta orang. Korban jiwa tidak kurang dari 250.000 ribu orang.
Virus corona kini sudah menyebar di lebih dari 200 negara dan teritori. Hampir tidak ada tempat yang aman.
Penyebaran virus corona berbanding lurus dengan interaksi dan kontak antar-manusia. Semakin tinggi kontak dan interaksi, maka semakin besar kemungkinan untuk tertular.
Oleh karena itu, berbagai negara menetapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Kantor dan pabrik ditutup, sekolah diliburkan, restoran dilarang melayani maan-minum di tempat, warga dilarang keluar rumah kecuali untuk urusan yang maha mendesak, dan sebagainya.
Social distancing terbukti mampu memperlambat laju penyebaran virus corona. Namun kebijakan ini harus dibayar dengan harga yang sangat mahal yaitu aktivitas ekonomi jadi mati suri.
Dunia usaha dibikin pening karena pemasukan minim bahkan mungkin nihil. Sementara argometer biaya (cost) terus bergerak. Efisiensi jadi sulit dihindari, salah satunya dengan PHK.
Mengapa virus corona bisa membikin PHK?
Sebab virus ini menyebar dengan sangat cepat. Dalam waktu kurang dari lima bulan, virus corona sudah menginfeksi lebih dari 3,7 juta orang. Korban jiwa tidak kurang dari 250.000 ribu orang.
Virus corona kini sudah menyebar di lebih dari 200 negara dan teritori. Hampir tidak ada tempat yang aman.
Penyebaran virus corona berbanding lurus dengan interaksi dan kontak antar-manusia. Semakin tinggi kontak dan interaksi, maka semakin besar kemungkinan untuk tertular.
Oleh karena itu, berbagai negara menetapkan kebijakan pembatasan sosial (social distancing). Kantor dan pabrik ditutup, sekolah diliburkan, restoran dilarang melayani maan-minum di tempat, warga dilarang keluar rumah kecuali untuk urusan yang maha mendesak, dan sebagainya.
Social distancing terbukti mampu memperlambat laju penyebaran virus corona. Namun kebijakan ini harus dibayar dengan harga yang sangat mahal yaitu aktivitas ekonomi jadi mati suri.
Dunia usaha dibikin pening karena pemasukan minim bahkan mungkin nihil. Sementara argometer biaya (cost) terus bergerak. Efisiensi jadi sulit dihindari, salah satunya dengan PHK.
Pengangguran Membludak di AS
BACA HALAMAN BERIKUTNYA