
Fakta Terbaru: Pasien Sembuh Corona di RI Tambah Terus
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 May 2020 06:00

Berbagai kabar baik itu tentu membawa harapan bahwa Indonesia akan bisa segera keluar dari 'badai' pandemi virus corona. Apabila 'mata badai' sudah terlihat dan bisa dijinakkan, maka badai akan berlalu.
Ketika ini terjadi, maka pemerintah bisa lebih tenang dan punya alasan kuat untuk melonggarkan pembatasa sosial (social distancing) dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun untuk saat ini, sepertinya kewaspadaan belum boleh dikendurkan karena ada satu risiko penyebaran virus bernama mudik lebaran.
Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa Idul Fitri menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga dan handai taulan di kampung halaman. Tidak terkecuali tahun ini.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah melarang mudik. Aparat keamanan berjaga di banyak titik masuk/keluar untuk mencegah warga melakukan mobilitas di luar daerah domisilinya.
Namun seketat apapun penjagaan, pasti ada saja yang 'kebobolan'. Pasti ada saja warga yang berhasil lolos dari razia dan sampai di kampung halaman.
Belum lagi sudah ada ribuan warga yang 'mencuri start' dengan pulang kampung sebelum larangan diterapkan. Warga yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya itu sangat berisiko menjadi pembawa (carrier) virus corona. Daerah yang sebelumnya adem-ayem bisa saja mengalami lonjakan kasus setelah kedatangan para pemudik.
"Kita nggak tahu orang tanpa gangguan, kita nggak bisa liat, nggak bisa tandai dengan cara biasa. Sangat mungkin bertemu mereka. Upayakan di rumah, hindari pertemuan jangan mudik. Kita nggak bisa memberi jaminan yang pasti sepanjang perjalanan mudik aman untuk tidak tertular Covid-19," tegas Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Kemudian selepas libur lebaran, para pemudik ini tentu kembali ke Jakarta dan daerah-daerah penyangganya. Lagi-lagi Jakarta akan kedatangan warga berisiko.
Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan bahwa pemudik yang kembali ke Jakarta akan menjalani pemantauan ketat. Anies setengah mengancam, mereka yang nekat mudik tidak akan bisa kembali ke Jakarta dalam waktu singkat.
"Belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat, jadi hati-hati. Kita sedang menyusun regulasinya. Nanti kalau sudah selesai, akan dikeluarkan dan akan pembatasan amat ketat untuk masuk Jakarta," kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.
Jadi untuk saat ini, Indonesia rasanya harus terus menegakkan PSBB jika ingin membatasi ruang gerak penyebaran virus corona. Jika setelah musim mudik lebaran kasus corona terus tumbuh melambat, bahkan kalau bisa terkontraksi (tumbuh negatif), maka mungkin kita baru bisa bicara soal pelonggaran.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Ketika ini terjadi, maka pemerintah bisa lebih tenang dan punya alasan kuat untuk melonggarkan pembatasa sosial (social distancing) dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun untuk saat ini, sepertinya kewaspadaan belum boleh dikendurkan karena ada satu risiko penyebaran virus bernama mudik lebaran.
Sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa Idul Fitri menjadi momen untuk berkumpul dengan keluarga dan handai taulan di kampung halaman. Tidak terkecuali tahun ini.
Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang sudah melarang mudik. Aparat keamanan berjaga di banyak titik masuk/keluar untuk mencegah warga melakukan mobilitas di luar daerah domisilinya.
Namun seketat apapun penjagaan, pasti ada saja yang 'kebobolan'. Pasti ada saja warga yang berhasil lolos dari razia dan sampai di kampung halaman.
Belum lagi sudah ada ribuan warga yang 'mencuri start' dengan pulang kampung sebelum larangan diterapkan. Warga yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya itu sangat berisiko menjadi pembawa (carrier) virus corona. Daerah yang sebelumnya adem-ayem bisa saja mengalami lonjakan kasus setelah kedatangan para pemudik.
"Kita nggak tahu orang tanpa gangguan, kita nggak bisa liat, nggak bisa tandai dengan cara biasa. Sangat mungkin bertemu mereka. Upayakan di rumah, hindari pertemuan jangan mudik. Kita nggak bisa memberi jaminan yang pasti sepanjang perjalanan mudik aman untuk tidak tertular Covid-19," tegas Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Kemudian selepas libur lebaran, para pemudik ini tentu kembali ke Jakarta dan daerah-daerah penyangganya. Lagi-lagi Jakarta akan kedatangan warga berisiko.
Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menegaskan bahwa pemudik yang kembali ke Jakarta akan menjalani pemantauan ketat. Anies setengah mengancam, mereka yang nekat mudik tidak akan bisa kembali ke Jakarta dalam waktu singkat.
"Belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat, jadi hati-hati. Kita sedang menyusun regulasinya. Nanti kalau sudah selesai, akan dikeluarkan dan akan pembatasan amat ketat untuk masuk Jakarta," kata mantan menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut.
Jadi untuk saat ini, Indonesia rasanya harus terus menegakkan PSBB jika ingin membatasi ruang gerak penyebaran virus corona. Jika setelah musim mudik lebaran kasus corona terus tumbuh melambat, bahkan kalau bisa terkontraksi (tumbuh negatif), maka mungkin kita baru bisa bicara soal pelonggaran.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular