Ridwan Kamil Buka-bukaan Alasan di Balik PSBB Jabar

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 May 2020 20:52
Penerapan PSBB di Bogor (Pemprov Jabar)
Foto: Penerapan PSBB di Bogor (Pemprov Jabar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mulai hari ini Rabu, (6/05/2020). Ia mengatakan keputusan ini diambil bukan asal-asalan, namun keputusan diambil secara ilmiah.

Menurutnya, pandemi corona (Covid-19) adalah penyakit kerumunan, artinya jika tidak ada kerumunan maka tidak ada penyebaran penyakit. Melalui PSBB yang telah dilakukan di Bodebek dan Bandung kecepatan penyebaran virus bisa ditekan.

Kerumunan masyarakat menurutnya masih mencapai 48%, sementara angka idealnya adalah 30%. Artinya sebanyak 30% masih bisa berkegiatan dan bekerja, namun harus diatur dengan protokol Covid-19.

"Di Bandung indeks Covid-19 mendekati di bawah angka 1, sebaliknya yang tidak PSBB kecepatannya nambah. PSBB membuat kecepatan penularan turun," jelasnya saat wawancara bersama CNBC Indonesia, Rabu, (06/05/2020).



Pengalaman inilah menjadi alasan Ridwan Kamil mengambil kebijakan PSBB di Jawa Barat. Jumlah penduduk Jabar menurutnya mencapai 50 juta orang dikontrol 27 daerah. Daerah yang serempak dijaga tidak hanya Provinsi namun antar kota dan kabupaten di jaga.

Lebih lanjut ia menerangkan, larangan mudik membuat laporan positif Covid-19 menurun. Dalam lima hari terakhir menurutnya, jumlah pasien yang dirawat mulai turun, pada bulan April ada sekitar 430 an dan saat ini turun menjadi sekitar 300-an.

Tren penurunan juga terjadi pada jumlah korban meninggal. Mulanya jumlah pasien meninggal mencapai sekitar 7 orang per hari, namun kini menjadi 4 orang per hari. Kang Emil sapaan akrabnya menyebutkan, jika semua pengambilan keputusan di masa pandemi sangatlah rumit.

Di satu sisi harus memperhatikan darurat kesehatan, di sisi lain harus memperhatikan sisi darurat ekonomi. Jika suatu wilayah sudah masuk kategori yang bisa dikendalikan maka di daerah tersebut akan dilakukan relaksasi.
"Dibuktikan dulu daerah itu zero Covid-19. Misal 10 ribu penduduk dilakukan tes 0,6% dari sebanyak 300 orang random sampling negatif, baru bisa direlaksasi. Kehidupan normal tapi jaga jarak," tegasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan alat yang digunakan untuk mengukur kerumuman adalah dengan waze, meski ada sekian persen eror, tapi sudah bisa meberikan gambaran perkumpulan orang. "Dalam situasi ini kita sedang perang, maka harus bela negara. Rakyat dan bangsa Indonesia berjuang," pintanya. 

[Gambas:Video CNBC]






(gus/gus) Next Article Ridwan Kamil: PSBB 5 Wilayah Jabar Dimulai 15 April 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular