Diam-diam, Sudah 4 Hari Kasus Corona di Depok Tak Bertambah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 May 2020 17:05
Penumpang KRL (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang KRL (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia semakin menunjukkan tanda perlambatan. Bahkan di area berstatus hotspot seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, kasus baru virus corona tidak lagi melonjak signifikan.

Secara nasional, data Kementerian Kesehatan menyebut jumlah pasien corona di seluruh Indonesia per 4 Mei 2020 adalah 11.987 orang. Bertambah dibandingkan posisi per hari sebelumnya yang sebanyak 11.192 orang.

Meski masih ada kenaikan, tetapi laju pertumbuhan hariannya terjaga stabil rendah. Rata-rata pertumbuhan pasien baru sepanjang 2 Maret-4 Mei adalah 17,25%. Namun sejak 13 April, laju pertumbuhannya terus berada di kisaran satu digit.

Artinya, puncak pandemi virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini mungkin sebentar lagi sudah terlihat. Setelah melalui puncak, maka jumlah pasien baru akan berkurang.




Kasus corona terbanyak di Indonesia berada di Jabodetabek. Di Jakarta saja, sudah ada 4.463 orang pasien positif corona, hampir 40% dari total nasional.

Wajar saja, Jabodetabek adalah wilayah dengan interaksi yang intens di antara jutaan orang. Karyawan, pelajar, mahasiswa, wirausahawan, sampai pusat pemerintahan ada di sana.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, 11,1% dari 29,3 juta penduduk Jabodetabek yang berusia lima tahun ke atas adalah pengelaju atau komuter. Artinya domisili dan tempat beraktivitas berbeda kota, dan setiap hari harus bolak-balik.

Oleh karena itu, virus akan sangat mudah menyebar seiring tingginya intensitas interaksi dan kontak antar-manusia di Jabodetabek. Jutaan orang bolak-balik setiap harinya, yang tentu sangat memudahkan penyebaran virus. Tidak heran kawasan ini menjadi hotspot.

komuterBadan Pusat Statistik


Tingginya intensitas interaksi antar-manusia di Jabodetabek membuat virus corona menyebar dengan cepat pada masa-masa awal pandemi. Misalnya di Jakarta, jumlah pasien positif corona bertambah 14,87% dalam 10 hari pertama.

Namun pada 31 Maret, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) 21/2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kementerian Kesehatan kemudian menerbitkan aturan pelaksananya yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No 9/2020. Pasal 13 beleid ini menyebutkan bahwa PSBB meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, serta pembatasan moda transportasi.

Daerah pertama yang mendapat lampu hijau untuk melaksanakan PSBB adalah Provinsi DKI Jakarta. Penerapan PSBB di Ibu Kota tertuang dalam Peraturan Gubernur No 35/2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang mulai berlaku 10 April 2020.

Dalam pasal 3 ayat (3), Gubernur Anies Rasyid Baswedan menginstruksikan kepada warga untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBR) dan menggunakan masker saat berada di luar rumah. Kemudian pada ayat (4) tertulis pembatasan aktivitas luar rumah yang dibatasi adalah kegiatan belajar/mengajar di sekolah dan institusi pendidikan lainnya, aktivitas bekerja di tempat kerja, aktivitas keagamaan di rumah ibadah, kegiatan di tempat atau fasilitas umum, kegiatan sosial-budaya, serta pergerakan orang dan barang menggunakan moda transportasi.

Setelah Jakarta, daerah-daerah lain di sekitarnya menyusul menerapkan PSBB. Kini seluruh wilayah Jabodetabek sudah lengkap dengan perangkat PSBB.


Harus diakui, penerapan PSBB di Jabodetabek lumayan sukses meredam pertumbuhan kasus corona. Di Jakarta, rata-rata pertumbuhan harian pasien baru pada 11 April-3 Mei adalah 4,18% per hari. Sebelum PSBB berlaku, reratanya adalah 11,14% per hari.




Catatan impresif bukan hanya di Jakarta, di tempat-tempat lain pun layak mendapat pujian karena tanpa kasus baru dalam beberapa hari terakhir. Kabupaten Tangerang dalam dua hari terakhir tidak melaporkan adanya kasus corona. Jumlah pasien masih sebanyak 86 orang.

 

Kota Depok lebih mantap lagi. Kota tempat Universitas Indonesia bernaung ini tidak melaporkan kasus baru positif corona dalam lima hari terakhir.

 

Namun yang paling keren adalah Kabupaten Bogor. Sudah sembilan hari Kabupaten Bogor tanpa kasus baru. Luar biasa...



Namun berbagai perbaikan yang sudah terlihat sebaiknya jangan membuat kita cepat puas. Seperti yang setiap hari dikemukakan Achmad Yurianto, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, penularan masih terjadi. Sampai virus corona punah, kita belum bisa tenang.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular