
Kasus Baru Covid-19 di Bandung Berkurang, Efek Terapkan PSBB?
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
05 May 2020 16:32

Bandung, CNBC Indonesia - Pemerintah Kota Bandung mengklaim telah terjadi perlambatan pertumbuhan kasus konfirmasi positif Covid-19 usai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) per 22 April 2020. Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita, di Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).
"Di dalam PSBB yang dimulai 22 april, banyak kegiatan yang kami lakukan, yaitu kami terus melakukan tracing kepada ODP, juga kontak erat dari pada PDP," ujarnya seperti dilansir detik.com.
Tidak hanya itu, Rita bilang kalau Pemkot Bandung melakukan rapid test secara masif. Hasil rapid test yang positif lantas ditindaklanjuti dengan tes swab pada Sabtu-Minggu lalu.

"Hasil dari rapid test sebanyak 5.457 orang dengan hasil positif 390 orang, lalu dari hasil positif ini ditinjaklanjuti dengan tes swab. Sebanyak 1.580 sudah kami kirimkan ke laboratorium kesehatan daerah provinsi dan kami tinggal menunggu," ungkapnya.
Dalam kegiatan PSBB, Pemkot Bandung tidak berhenti memantau ODP dan PDP yang kemungkinan terus bertambah. Hasilnya baru bisa dilihat dua oekan setelah selesai PSBB apakah mengalami penurunan atau peningkatan kasus.
"Bila dilihat dari kasus yang ada, penambahannya memang tidak signifikan. Jadi memang sedikit agak landai. Dan pasien yang sembuh bertambah, walaupun tidak signifikan. Jadi memang sudah terlihat dampak dari kinerja teman-teman di puskesmas dan PSBB ini," ujar Rita.
Karena tujuan PSBB ingin memutus mata rantai Covid-19, Rita mengharapkan tidak ada lagi penambahan kasus.
"Kami juga mengharapkan keterbukaan dari warga Kota Bandung untuk memeriksakan kesehatan baik yang pernah kontak, ataupun berkunjung ke daerah atau wilayah yang terjangkit. Tentunya harus terbuka sehingga kami bisa menangani dengan sebaik-baiknya," kata Rita.
Sementara itu, dari informasi yang dihimpun dari Pusat Data dan Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, warga yang dilaporkan positif terpapar virus corona mencapai 235 orang. Dari 235 orang, 181 masih dirawat, 25 sembuh dan 32 meninggal. Sedangkan untuk ODP 3.389 orang dan PDP 660 orang.
(miq/miq) Next Article Corona DKI Meledak: Anies Tak Tarik 'Rem Darurat', Kenapa?
"Di dalam PSBB yang dimulai 22 april, banyak kegiatan yang kami lakukan, yaitu kami terus melakukan tracing kepada ODP, juga kontak erat dari pada PDP," ujarnya seperti dilansir detik.com.
Tidak hanya itu, Rita bilang kalau Pemkot Bandung melakukan rapid test secara masif. Hasil rapid test yang positif lantas ditindaklanjuti dengan tes swab pada Sabtu-Minggu lalu.
Dalam kegiatan PSBB, Pemkot Bandung tidak berhenti memantau ODP dan PDP yang kemungkinan terus bertambah. Hasilnya baru bisa dilihat dua oekan setelah selesai PSBB apakah mengalami penurunan atau peningkatan kasus.
"Bila dilihat dari kasus yang ada, penambahannya memang tidak signifikan. Jadi memang sedikit agak landai. Dan pasien yang sembuh bertambah, walaupun tidak signifikan. Jadi memang sudah terlihat dampak dari kinerja teman-teman di puskesmas dan PSBB ini," ujar Rita.
Karena tujuan PSBB ingin memutus mata rantai Covid-19, Rita mengharapkan tidak ada lagi penambahan kasus.
"Kami juga mengharapkan keterbukaan dari warga Kota Bandung untuk memeriksakan kesehatan baik yang pernah kontak, ataupun berkunjung ke daerah atau wilayah yang terjangkit. Tentunya harus terbuka sehingga kami bisa menangani dengan sebaik-baiknya," kata Rita.
Sementara itu, dari informasi yang dihimpun dari Pusat Data dan Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, warga yang dilaporkan positif terpapar virus corona mencapai 235 orang. Dari 235 orang, 181 masih dirawat, 25 sembuh dan 32 meninggal. Sedangkan untuk ODP 3.389 orang dan PDP 660 orang.
(miq/miq) Next Article Corona DKI Meledak: Anies Tak Tarik 'Rem Darurat', Kenapa?
Most Popular