Duluan Kena Corona, Bisnis Hotel Diramal Baru Pulih 2023

Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
04 May 2020 19:26
Suasana Gedung Kementrian di Kawasan Jakarta, Rabu 7/8. Pemindahan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Jakarta ke salah satu lokasi di Kalimantan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mencapai Rp 466 triliun. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Salah satu komponen utama pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 
Potensinya sangat kasar. Pemetaan potensi aset di Medan Merdeka, Kuningan, Sudirman, dan Thamrin perkiraan Rp 150 triliun. Ini bisa menambal kebutuhan APBN. Tadinya dari APBN butuh Rp 93 triliun. Artinya dengan Rp 150 triliun bisa menutup untuk bangun istana, pangkalan TNI, dan kebutuhan rumah dinas. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Gedung Perkantoran di Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bisnis hotel dan penerbangan termasuk yang paling duluan kena dampak pandemi corona. Namun, pemulihan sektor ini ditaksir butuh waktu lama, terutama perhotelan. Semenjak pandemi corona, sedikitnya sudah ada 2.000 hotel tutup, jumlahnya terus bertambah.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Pariwisata Kosmian Pudjiadi memprediksi, industri perhotelan baru bisa kembali normal di tahun 2023. 

"2020 ini kita sebut tahun penyelamatan. Tahun depan 2021, juga masih belum bisa apa-apa, karena orang masih nggak punya uang. Untuk fully recovery prediksi 2023," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (3/5).



Kosmian mengatakan, perlu ada langkah cepat dari pemerintah, agar pelaku usaha yang saat ini masih bertahan, untuk tetap bisa hidup, atau terhindar dari kolaps.

"Semua adalah UUD, ujung-ujungnya duit. Kalau pemerintah nggak suntik dana, semua akan kolaps. Kami mengusulkan Rp 1.600 Triliun, terutama ke perbankan, supaya bank bisa menyalurkan biaya relaksasi dan working capital yang dibutuhkan untuk industri selama setahun," katanya.

Menurutnya, dengan stimulus yang diusulkan kepada pemerintah, dapat mendorong keberlangsungan hidup, bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang saat ini ikut terpukul akibat Covid-19. Apalagi sektor perhotelan juga saling terkait dengan bisnis UMKM.

"Perlu di ingat, 97 persen yang nikmati juga UMKM," katanya.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Bisnis Hotel Baru Mau Napas, Eh Omicron Ngamuk!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular